Mohon tunggu...
Zulhaji
Zulhaji Mohon Tunggu... -

Fisika Teori Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Fisika di Sekitar Kita: Peristiwa Dekat Rel Kereta

10 November 2016   16:43 Diperbarui: 10 November 2016   18:58 723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: www.customwallpaper3d.co.id

Pernahkah kamu berdiri di pinggiran rel kereta, terus ketika kereta lewat dengan suatu kecepatan yang melintas dihadapan kita, kamu akan seolah ketarik ke kereta? Kalau kata orang tua dulu itu adalah peristiwa dijorokin ama syetan, mungkin orang tua dulu masih mengaitkan dengan hal-hal mistik.

Sama halnya dengan peristiwa keajaiban-keajaiban di langit malam, dan ternyata apa yang mereka lihat di langit malam seperti komet yang lewat, atau benda angkasa yang jatuh ke bumi kita, mereka mengaitkan dengan peristiwa mistik, misalnya seperti komet, dahulu orang-orang cina kuno mengatakan bahwa itu sebagai sebuah pertanda akan turunnya wabah atau penyakit, sama halnya dengan masyarakat yunani kuno, banyak hal hal mistik yang mereka kaitkan dengan apa yang mereka lihat di kehidupan sehari-sehari, kepercayaan ini yang terus secara turun temurun dari generasi ke generasi,

Pada poin “dijorokin syetan” orang-orang dulu juga sama, mereka ada kekuatan gaib yang membuat hal itu bisa terjadi

namun dengan seiring berjalannya waktu ternyata hal hal yang mistik yang dikatakan oleh orang dulu, baik orang cina kuno atau yunani kuno atau bahkan orang-orang tua kita dahulu, akhirnya pada abad 16 bisa terpecahkan dengan sangat baik secara perlahan dari satu persatu terpecahkan secara ilmu pengetahuan modern.

Ternyata “dijorokin syetan” adalah sebuah kejadian yang sangat lumrah kita jumpai di pembahasan sebuah tema dalam fisika yang disebut dengan fluida. pada proses kereta yang melewati kita sehingga kita merasa tertarik ke kereta itu disebabkan oleh tekanan di tempat kita berdiri lebih besar dengan tekanan di sebuah titik di dekat kereta atau di tengah-tengah rel, sehingga kita akan menjadi tertarik ke daerah kereta. sangat mudah menjelaskan hal seperti ini. marilah kita analogikan seperti sebuah kertas yang di lipat anggap ada dua buah ruang yang pertama di daerah luar kertas dan daerah di dalamnya.

Mari kita pecahkan ambillah sebuah selembar kertas buatlah lipatan menjadi seperti gambar di bawah ini

sumber pribadi www.zulhaji.tumblr.com
sumber pribadi www.zulhaji.tumblr.com
Coba kita tiup bagian tengahnya denga arah sejajar bidang tengahnya, maka lihatlah hasilnya.. kalau kita misalkan dua buah titik, pertama ada yang ada di dalam dan kedua adalah titik yang berada di luar kertas pada sampingnya. ketika kita tidak meniupkan maka kertasnya tetap akan seperti di gambar, tetapi jika kita meniupkan udara di tengah-tengahnya, maka bagian kertas yang sisi samping akan ketarik ke dalam, hal ini menunjukkan bahwa fluida yang bergerak dalam hal ini adalah udara bisa membuat kertas tertarik ke dalam, dalam hal ini tekanan di sisi luar lebih besar ketika kita tiupkan angin, namun jika kita tidak meniupkan misalnya, maka tekanan kedua titik baik yang berada di dalam(atau tengah-tengah kertas) dengan sisi luar sama saja.

Kasus ini sama halnya ketika sebuah kereta yang lewat di hadapan kita, kita akan merasa ketarik ke kereta. Oleh sebab itu, mengapa di setiap stasiun kereta, kita diminta berdiri jangan dekat-dekat dengan jalur kereta, karena kita bisa saja ketarik ke kereta. apalagi kalau kereta yang melintas langsung di sebuah stasiun..

so Dijorokin Syetan bukan hal yang mistik, tapi dari ranah sains, ternyata peristiwa tersebut bisa dijelaskan..

selamat mencoba teman-teman
semoga dapat dimengerti.

tulisan bersumber dari www.zulhaji.tumblr.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun