Mohon tunggu...
Zul Habsah
Zul Habsah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah seorang guru

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menyusun Best Practise

27 November 2023   22:59 Diperbarui: 27 November 2023   23:40 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyusun Cerita Praktik Baik ( Best Practise) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran Materi IPA kelas X OTKP Smks Nusantara Rantau Rasau

Disusun oleh :

NAMA           : ZUL HABSAH, S.Pd

NIM                : 2303060047

NO. UKG       : 201507924700

KELAS          :  BIOLOGI. C

INSTANTSI  : SMKS NUSANTARA RANTAU RASAU

MAHASISWA PPG DALAM JABATAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

2023

BEST PRACKTISE PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI TINGKAT KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DENGAN MENERAPKAN MODEL DISCOVERY LEARNING

Lokasi

Smks Nusantara Rantau Rasau Kecamatan Rantau Rasau

Lingkup Pendidikan

Kelas X OTKP

Tujuan Yang Ingin Dicapai

  • Siswa mampu menganalisis dan mengelompokkan keanekaragaman makhluk hidup berdasarkan tingkat ekosistem, tingkat jenis, dan tingkat gen dari hasil pengamatan lingkungan sekitar sekolah dan diskusi kelompok.
  • Siswa mampu menyimpulkan manfaat keanekaragaman makhluk hidup untuk kelangsungan hidup seluruh isi bumi.


Penulis

Zul Habsah

Tanggal

Kamis 12 oktober 2023 : Menerapkan praktek pembelajaran pertemuan ke 1

Selasa 17 oktober 2023 : Menerapkan praktek pembelajaran pertemuan ke 2

 

Situasi :

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi pern dan tanggung jawab anda dalam praktik ini

       Rendahnya Peserta didik dalam memahami pengelompokan keanekaragaman makhluk hidup baik dari tingkat ekosistem, tingkat jenis, dan tngkat gen menyebabkan siswa kesulitan dalam membedakan jenis-jenis makhluk hidup berdasarkan tingkatannya.

         siswa menganggap bahwa keanekaragaman hayati tingkat gen sebagai variasi gen dalam suatu spesies yang diwariskan oleh orang tua. Adapula yang menjawab keanekaragaman hayati tingkat gen sebagai variasi gen yang muncul sebagai perbedaan warna dan bentuk dalam spesies. Dari hasil wawancara diketahui alasan siswa menjawab keanekaragaman hayati tingkat gen sebagai variasi gen yang muncul sebagai perbedaan warna dan bentuk spesies karena siswa memiliki konsepsi contoh untuk keanekaragaman hayati tingkat gen adalah mawar merah dan mawar putih. Jadi, anggapan siswa bahwa keanekaragaman hayati tingkat gen adalah sebatas perbedaan warna. Sedangkan siswa yang menjawab keanekaragaman hayati tingkat gen sebagai variasi gen dalam suatu spesies yang diwariskan oleh orang tuanya beralasan bahwa manusia yang dilahirkan memiliki perpaduan gen dari kedua orang tuanya masing-masing. Miskonsepsi dapat diatasi jika pada saat proses pembelajaran dijelaskan lebih rinci mengenai keanekaragaman hayati tingkat gen, dengan memberikan penjelasan yang sesuai dengan konsep ilmiah agar konsepsi siswa menjadi benar kedepannya. Karena apabila konsepsi siswa di awal pembelajaran sudah keliru namun tidak ada usaha untuk memperbaiki dari guru maupun siswa itu sendiri maka konsepsi awal siswa yang sudah keliru tersebut cenderung menjadi resisten. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Wilantara (2005), bahwa penyebab resistensinya sebuah miskonsepsi dikarenakan setiap orang memiliki konsepsi awal yang keliru. pembelajaran  tentang  keanekaragaman  hayati  untuk  hewan  dan  tumbuhan  optimalnya dengan pembelajaran observasi langsung di lingkungan habitatnya(Killermann, 1998; Lock, 1998;Tilling, 2004), namun terkadang hal tersebut sulit dilakukan mengingat waktu pembelajaran yang terbatas. Untukbisa mengoptimalkan kembali identifikasi species dalam proses pembelajaran keanekaragaman hayati, maka  diperlukan  salah  satu  media  yang  bisa  memfasilitasi  siswa  untuk  belajar

Ardiyanti, Y., Budiman, I., Puspito, H., & Sofia Kahirani, N. (2022). Analisis Kesulitan Siswa dalam Menentukan Klasifikasi Makhluk Hidup Menggunakan Kunci Determinasi. Journal of Research in Science and Mathematics Education (J-RSME), 1(1), 1--8.

 https://doi.org/10.56855/jrsme.v1i1.11


     Dalam situasi ini pada pembelajaran IPA disekolah menengah kejuruan SMK S NUSANTARA bahwa Rendahnya pemahaman siswa dalam mengelompokkan keamekaragaman makhluk hidup berdasarkan tingkatannya tampak saat siswa kesulitan dalam mengelompokkannya setelah melakukan onservasi lingkungan sekitar sekolah.

Disisi lain besar harapan seorang guru peserta didik dapat memiliki kemampuan dalam aspek pengetahuan dan ketrampilan. Namun hal ini sangat berpengaruh dengan cara penyampaian guru dalam memberikan bahan ajar kurang bervariatif dan inovatif, seorang guru belum terbiasa dalam mengembangkan pembelajaran abad 21 dimana seorang guru harus mampu memperankan seorang guru yang baik; memperkirakan fenomena, karakterisitik model pebelajaran, dan peran teknologi dalam pembelajaran abad 21. Dan kita ketahui guru pada umumnya menggunakan model pembelajaran yang bersifa berpusat pada guru sehingga kurangnya kemampuan belajar siswa pada bidang studi IPA  terutama pada pengelompokkan keanekaragaman makhluk hidup berdasarkan tingkatannya.siswa masih banyak yang belum tepat. Masalah ini didasari karena siswa tidak terbiasa menganalisis dan mengamati secara mendalam tetang lingkungan secara mandiri bergantung pada gurunya minimnya pembiasaan siswa dalam berkolaborasi berpikir keritis , menumbuhkan insiatif siswa dalam berkerja, memotivasi internal untuk belajar sehingga siswa termotivasi dan mudah memahami isi pelajaran.

      Gambaran situasi ini bersumber dari pengalaman penulis ketika mekukan pembelajaran disekolah. Hal ini penulis menyadari pentingnya melakukan inovasi dalam pemebelajaran; melibatkan TPACK pada pembelajaran merupakan suatu keharusan pada zaman sekarang, menggunakan PPT,AI,AR,VR, video aplikasi canva, capcut dan gadged pada bahan ajar lainnya bukan suatu hal yang tabu tapi suatau keharusan digunakan pada proses pembelajaran. Tidak hanya itu siswa juga perlu dibekali ketrampilan tingkat tinggi (high order thinking sill).

      Konsep pembelajaran inovatif tentunya memiliki banyak model strategi yang digunakan, hal ini penulis menyadari perlunya dalam memilih model pembelajaran yang tepat digunakan dalam meningkat kan keaktifan siswa, meningkatkan kemampuna menulis mereka. penulis telah mempertimbangkan model pembelajaran apa yang akan diambil dalam pembelajaran, karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa merupakan tanggung jawab seorang guru untuk memperbaiki setiap proses kegiatan pembelajaran, kurangny kreatifitas guru dalam mengajar untuk menentukan model, metode, media pembelajaran, bahan ajar , LKPD dan evaluasi yang lebih menarik.

       Praktik baik ini penting untuk dibagikan  karena masih banyak guru yang mengalami  masalah yang sama seperti yang saya alami, sehingga saya mengharapkan praktik ini bisa memotivasi saya dan guru-guru dalam menerapkan pembelajaran yang yang lebih kreatif dan inovatif sehingga dapat meningkatkan peran aktif siswa pada kegiatan pembelajaran. Saat peran aktif siswa pada kegiatan pembelajaran dapat dijadikan pengalaman langsung oleh siswa dan dapat menerapkan ilmu yang didapat pada kehidupan sehari-hari.


Tantangan:

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut, siapa saja yang terlibat ?

       Dalam kegiatan ini guru merasa tertantang untuk melakukan pembelajaran yang lebih baik lagi kedepannya dalam melakukan inovasi pembelajaran; seorang guru tertantang harus memahami kebutuhan siswa mereka, slalu menyiapkan materi pembelajaran yang lebih baik, menerapkan disiplin kelas,menjaga motivasi siswa, membantu menemukan minat dan bakat siswa, slalu melakukan pengajaran yang kreatif dan juga dalam ketrampilan memanfaatkan media dan teknologi, sehingga dapat mengubah sugesti atau pola pikir Siswa bahwa materi IPA bukanlah pelajaran yang sulit dipelajari dan membosankan. Guru juga harus memilih model dan media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa,

Pihak yang terlibat ddalam PPL yaitu :

  • Ibu Nur Eka Kusuma Hindrasti ,M.Pd selaku dosen pembimbing
  • Ibu Dian Esma Molfi, S.Pd selaku guru pamong
  • Peserta didik kelas X OTKP SMKS Nusantara Rantau Rasau

Aksi :

Apa topik/materi kegiatan dan model yang digunakan sebagai inovasi pembelajaran,serta langkah-langkah kegiatannya

Topik dalam kegiatan inovasi pembelajaran adalah terkait dengan materi keanekaragaman makhluk hidup berdasarkan tingkatannya.

Tujuan pembelajaran tersebut antara lain : 1 ). Siswa dapat Menganalisis (C 4) dan mengelompokkan keanekaragaman makhluk hidup berdasarkan tingkat ekosistem, tingkat jenis, dan tingkat gen dari hasil pengamatan lingkungan sekitar sekolah dan diskusi kelompok..2 ). Siswa dapat Menyimpulkan (C6) manfaat keanekaragaman makhluk hidup untuk kelangsungan hidup seluruh isi bumi

Inovasi yang saya lakukan adalah model pembelajaran discovery learning. Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekaan saintifik observasi lingkungan menggunakan model pembelajaran discovery Learning dengan metode diskusi  kelompok.

Karena model pembelajaran tersebut dapat meningkat kemampuan siswa berpikir keritis, siswa mampu mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilannya secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.bukan lagi teoritis sehingga masalah masalah dalam aplikasi suatu konsep atau teori mereka akan temukan sekaligus selama pembelajaran berlangsung.

       Dalam melakukan langkah langkah kegiatan dalam sintak discovery learning . penulis menggunakan metode memilih kelompoh dengan cara undian,  kemudian meminta siswa untuk melakukan observasi lingkungan lalu diskusi kelompok sebelum dipersentasekan, dengan kegiatan ini tentunya akan dapat meningkat kemampuan siswa untuk berpikir kritis, dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam berkerja kelompok,  mampu berkolaborasi dengan baik baik dengan sesama kelompoknya maupun denga teman lainnya , tidak hanya itu kegiatan ini dapat menumbuhkan insiatif siswa dalam berkerja sama, disiplin diri, bertanggung jawab dan tentunya  memotivasi internal untuk belajar sehingga siswa termotivasi dan mudah memahami isi pelajaran.

Berikut adalah garis besar Langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan model discovery learning dan metode observasi lingkungan :


  • Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok dan memberi arahan dalam kegiatan pengamatan


  • Siswa mealukan pengamatan lingkungan sekolah diawasi oleh guru


Dokpri
Dokpri
  • siswa melakukan pengolahan data hasil observasi dengan cara diskusi elompok


  • pada pertemuan 2 siswa mempersentasekan hasil pengamatan dan diskusi dari pertemuan 1

Dokpri
Dokpri

Refleksi :

Refleksi hasil: bagaimana dampak dari aksi terhadap langkah-langkah yang dilakukan, apakah hasilnya efektif/tidak, mengapa dan bagaimana respon siswa terkait strategi yang dilakukan, apa yang menjadi faktor keberhasilan/ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan.

Setelah melakukan langkahlangkah dan aksi maka dampak yang diperoleh yaitu :

  • siswa menjadi lebih aktif dan bersemangat saat mealukan kegiatan pembelajaran
  • siswa memiliki pengalaman langsung terhadap membedakan dan mengelompokkan tingkat keanekaragaman makhluk hidup dari observasi
  • siswa terlihat lebih berani dalam menyampaiakan hasil diskusinya saat persentasi karena siswa telah memilki pengalaman langsung terhadap penguasaan materi sehingga lebih memiliki rasa percaya diri saat tampil persentase
  • siswa menjadi aktif dan berani bertanya materi yang kurang dipahami.
  • Hasil belajar siswa meningkat terlihat dari kemampuan siswa dalam mengerjakan LKPD dan dari pengamatan guru selama kegiatan pembelajaran.

         Dampak yang terlihat dari pelaksanaan pembelajaran menggunakan model discovery learing ini sangat positif. Pembelajaran berpusat pada peserta didik lebih aktif dalam berkolaborasi dan berdiskusi, siswa dapat menumbuhkan rasa semangat dalam belajar satu sama lain, tidak hanya itu juga masing-masing siswa memiliki rasa tanggung jawab dan terjadi kekompakan dalam tiap kelompok dalam mengerjakan tugas, siswa juga dapat mengukapkan ide gagasan nya dari hasil jawaban yang berbeda ikut terlibat aktif dan memiliki rasa ingin tahu, dengan bertanya, tidak hanya itu siswa juga dapat berbagi dengan sesama teman atau menjadi tutor teman sebayanya yang belum memahami materi yang dibahas. Langkah kegiatan ini juga sangat didukung oleh penulis yang efektif dalam menentukan metode dalam pembentukan kelompok 'dengan cara undian nomor, sehingga dengan demikian akan tanpak memiliki nilai positif berefek baik dengan kelompok lainnya, misalnya dalam satu kelompok yang memiliki tingkat pemahaman berbeda dan keaktifan yang berbeda dapat menumbuhkan motivasi tersendiri bagi siswa yang merasa mmemiliki kemampuan dibawah temannya. keaktifan siswa yang terlihat passive namu sebaliknya mereka ikut terlibat aktif dalam berdiskusi antar sesama kelompok dimana kelompok yang terlihat pasif  mereka ikut aktif dengan menyanggah kelompok lainnya. hal ini menunjukkan keadaan suasana kelas menjadi menyenangkan dan terlihat aktif.

      Hal yang paling utama dalam refleksi kegiatan ini yakni siswa dapat meningkat baik dari segi pengetahuan, keterampilan dan kemampuan siswa, siswa juga dapat menunjukan peningkatan keaktifan atau expressi dalam belaja. Hal ini terlihat jelas dari hasil belajar peserta didik yang mengalami kenaikan

       Dalam kegiatan pembelajaran penulis merasakan dapat menstimulasi siswa sebelum belajar,  awalnya penulis meminta siswa menyebutkan kosa kata atau expressi dalam bahasa inggris  dan tanpak jelas tanpa ragu-ragu menyebutkannya, pada langkah kedua penulis memastikan kesiapan siswa dalam belajar dengan melihat sejauh mana siswa merespon dan ikut terlibat aktif dalam kegiatan bernyanyi bersama sebelum belajar dan penulis meilihat siswa dapat mengikuti kegiatan ini dengan antusias dengan expressi dan diringi gerak yang sangat kompak.

      Proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Leaning dengan melakukan pengamatan lingkungan secara langsung menunjukkan hasil lebih baik, diantaranya mulai terlihat keaktifan siswa dalam merespon pertanyaan dari guru. aktivitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak Discovery Learning dimana siswa mengharuskan untuk berperan aktif selama proses pembelajaran, mulai memacu minat belajar belajar siswa, siswa terlihat mulai menunjukkan minat untuk mengamati dan memberi tanggapan mengenai diskusi hasil pegamatan lingkungan merupakan langkah apersepsi dan memotivasi sebagai langkah awal untuk membangun pemahaman siswa tentang materi yang diberikan. Selain itu juga model Discovery Learning dapat meningkatkan kemampuan siswa berpikir kritis sesuai level pemahamanya, dalam pembelajaran sebelumnya sebagian siswa cenderung berkerja sendiri sendiri dalam kelompoknya hanya sebatas menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru,  saat itu juga fokus guru hanya siswa dapat menyelesaikan tugasnya, sehingga hanya beberapa siswa yang lebih dominan terlibat aktif, dan tidak terjadi kekompakan dalam berkerja kelompok disana dimana siswa kurang memiliki rasa tanggung jawab dari masing masing siswa, sehingga ada siswa lebih memilih diam pasif dalam kelompoknya.

Perbedaannya terlihat jelas bahwa siswa mulai dapat menunjukkan keterbiasaan dalam menerapakan pembelajaran berbasis hots, mendorong siswa untuk membiasakn diri dalam merumuskan pemecahan masalah secara kolaboratif dan efesien dari masalah yang sedah diberikan, meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. guru juga mampu mengontrol kelas dalam menerepakan model discovery learning. Kekompakan dan keseruan dalam pembelajaran ini  terlihat juga disaat peserta didik melakssanakan kegiatan pengamatan lingkungan sekitar sekolah.

         Hal ini menjadi faktor keberhasilan dari model strategi, metode dan media yang telah ditentukan guru sudah efektif. Kesiapan guru dalam menyiapkan pelaksanaan rencana pembelajaran menjadi penentu keberhasilan pembelajaran. dan akan berdampak pada keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan yang ditunjukkan dari hasil evaluasi proses pembelajaran guru kreatif dan inovatif dalam memilih model, metode dan media pembelajaran untuk membuat proses belajar mengajar sesuai dengan yang diharapkan. Dan praktek baik ini harus terus dilakukan dan dikembangkan sehingga proses belajar mengajar dikelas menjadi suatu hal yang menyenangkan, kualitas pendidikan dapat ditingkatakan selama guru mau berusaha untuk melakukan upaya upaya menerapkan pembelajaran yang inovatif dalam mengajar. selain itu juga guru terus mengupayakan dalam meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan model pembelajaran.

Daftar Pustaka

Ardiyanti, Y., Budiman, I., Puspito, H., & Sofia Kahirani, N. (2022). Analisis Kesulitan Siswa dalam Menentukan Klasifikasi Makhluk Hidup Menggunakan Kunci Determinasi. Journal of Research in Science and Mathematics Education (J-RSME), 1(1), 1--8.

 https://doi.org/10.56855/jrsme.v1i1.11

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun