Mohon tunggu...
Zul Habsah
Zul Habsah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah seorang guru

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menyusun Best Practise

27 November 2023   22:59 Diperbarui: 27 November 2023   23:40 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamis 12 oktober 2023 : Menerapkan praktek pembelajaran pertemuan ke 1

Selasa 17 oktober 2023 : Menerapkan praktek pembelajaran pertemuan ke 2

 

Situasi :

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi pern dan tanggung jawab anda dalam praktik ini

       Rendahnya Peserta didik dalam memahami pengelompokan keanekaragaman makhluk hidup baik dari tingkat ekosistem, tingkat jenis, dan tngkat gen menyebabkan siswa kesulitan dalam membedakan jenis-jenis makhluk hidup berdasarkan tingkatannya.

         siswa menganggap bahwa keanekaragaman hayati tingkat gen sebagai variasi gen dalam suatu spesies yang diwariskan oleh orang tua. Adapula yang menjawab keanekaragaman hayati tingkat gen sebagai variasi gen yang muncul sebagai perbedaan warna dan bentuk dalam spesies. Dari hasil wawancara diketahui alasan siswa menjawab keanekaragaman hayati tingkat gen sebagai variasi gen yang muncul sebagai perbedaan warna dan bentuk spesies karena siswa memiliki konsepsi contoh untuk keanekaragaman hayati tingkat gen adalah mawar merah dan mawar putih. Jadi, anggapan siswa bahwa keanekaragaman hayati tingkat gen adalah sebatas perbedaan warna. Sedangkan siswa yang menjawab keanekaragaman hayati tingkat gen sebagai variasi gen dalam suatu spesies yang diwariskan oleh orang tuanya beralasan bahwa manusia yang dilahirkan memiliki perpaduan gen dari kedua orang tuanya masing-masing. Miskonsepsi dapat diatasi jika pada saat proses pembelajaran dijelaskan lebih rinci mengenai keanekaragaman hayati tingkat gen, dengan memberikan penjelasan yang sesuai dengan konsep ilmiah agar konsepsi siswa menjadi benar kedepannya. Karena apabila konsepsi siswa di awal pembelajaran sudah keliru namun tidak ada usaha untuk memperbaiki dari guru maupun siswa itu sendiri maka konsepsi awal siswa yang sudah keliru tersebut cenderung menjadi resisten. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Wilantara (2005), bahwa penyebab resistensinya sebuah miskonsepsi dikarenakan setiap orang memiliki konsepsi awal yang keliru. pembelajaran  tentang  keanekaragaman  hayati  untuk  hewan  dan  tumbuhan  optimalnya dengan pembelajaran observasi langsung di lingkungan habitatnya(Killermann, 1998; Lock, 1998;Tilling, 2004), namun terkadang hal tersebut sulit dilakukan mengingat waktu pembelajaran yang terbatas. Untukbisa mengoptimalkan kembali identifikasi species dalam proses pembelajaran keanekaragaman hayati, maka  diperlukan  salah  satu  media  yang  bisa  memfasilitasi  siswa  untuk  belajar

Ardiyanti, Y., Budiman, I., Puspito, H., & Sofia Kahirani, N. (2022). Analisis Kesulitan Siswa dalam Menentukan Klasifikasi Makhluk Hidup Menggunakan Kunci Determinasi. Journal of Research in Science and Mathematics Education (J-RSME), 1(1), 1--8.

 https://doi.org/10.56855/jrsme.v1i1.11


     Dalam situasi ini pada pembelajaran IPA disekolah menengah kejuruan SMK S NUSANTARA bahwa Rendahnya pemahaman siswa dalam mengelompokkan keamekaragaman makhluk hidup berdasarkan tingkatannya tampak saat siswa kesulitan dalam mengelompokkannya setelah melakukan onservasi lingkungan sekitar sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun