"Ke mushola yang dulu itu" Mina.
"Hahahahah" Faren mengangguk dengan masih tertawa.
Bahkan mobil sudah melaju sekalipun, ia masih terkekeh pelan melihat penampilan adik perempuannya itu.
Alih-alih cemas akan diapa-apain, Faren malah lebih cemas takut Mina ngapa-ngapain anak orang, apalagi dengan penampilannya yang sudah sangat mirip dengan preman itu.
Lipstik hitam, celak mata tebal, celana jims longgar penuh kantong, dan switer jims kebesaran, rambut di kepang dengan sedemikian rupa, imut sih tapi hahahahahahaha.
"Apasi lu, penampilan ini adalah penampilan terbaik gue tau" Protes Mina pada Faren yang masih tak hentinya tertawa terbahak-bahak walau sudah sampai di tujuan.
"Masalahnya ini elo ke mushola, gimana ceritanya dengan penampilan itu, gak ilfil tuh nanti crush lo" Faren.
"Dia tuh pangeran yang akan menerima segala kekurangan putrinya, nggak dia lebih ke akan mengajariku untuk jadi bidadari nanti. Dengan kelembutannya ia akan menjadikan ku bidadari surga kelak " Mina dengan segala ekspektasinya.
"Hahh takut gue liat ekspektasi setinggi menara Eiffel lu tuh" Faren merasakan hawa-hawa mengerikan.
"Udah ah, gue turun dulu takut dia nunggu lama" Mina turun dari mobil.
Ia jalan menuju mushola dan ketika sampai, ia seketika terpesona dengan sekeliling mushola yang dipenuhi  buket bunga, dan bahkan jalan masuk mushola pun dipenuhi kelopak bunga. Ekspektasi Mina semakin meninggi karenanya.