Setelah kutbah, tibalah waktu untuk sholat berjamaah. Inilah yang menurut saya kentara perbedaannya. Sholat Jumat berjamaah yang saya lakukan tiap gerakan diberikan instruksi, misal "Sujud!" kemudian semua jamaah sujud, "Ruku!" kemudian semua jamaah ruku, dsb. Mungkin ada perbedaan lain yang tidak saya pahami, wallahu a'lam.. (Saya tidak mendalami perbedaan Syiah dan Sunni alias hanya turis biasa sih hehehe).Â
Sebenarnya setelah Sholat Jumat, saya merasa khawatir "Apakah yang tadi saya lakukan masih diperbolehkan? Apakah amal Sholat Jumat saya diterima? dsb dsb...". Ketika saya ceritakan ke rekan saya, mereka menghibur saya "Yang penting kita melakukan rukun sesuai yang kita imani, abaikan saja gerakan-gerakan tambahan tadi. Yang penting hati dan niat kita masih ikhlas sholat menyembah Allah SWT". Yaah alhamdulillah saya pun lebih tenang..
Besoknya saya dikabari teman-teman pelatihan saya yang asli Iran kalau saya kemarin Jumat masuk tivi. Walah, ternyata Sholat Jumat disiarkan di tivi lokal. Apalagi saya ada di shaf VIP jadilah kesorot kamera dengan jelas. Hahaha saya kok jadi malu. Tapi unik juga ya Sholat Jumat sampai diliput segala.Â
Tibalah waktu saya harus kembali ke tanah air. Lagi-lagi karena kunjungan saya ke Iran ini merupakan perjalanan dinas, jadi saya tidak bisa berlama-lama di sana. Saya hanya punya 1 hari free untuk mengeksplor Iran, lebih tepatnya Kota Isfahan. Dengan hanya berjalan kaki, saya mengunjungi bazaar di sekitaran Masjid Shah untuk membeli beberapa oleh-oleh, berfoto dan menikmati taman kota di Naqsh-e Jahan (bangunan bekas istana kerajaan), ke Jembatan Khaju, dan sekadar berfoto-foto dengan gedung-gedung historis di Isfahan yang sangat eksotis.Â
Sejujurnya saya sangat sangat puas mengunjungi Iran. Orang Iran pintar-pintar dan lagi mereka semua ramah-ramah. Saya merasa suasana pelatihan yang saya ikuti benar-benar hidup, banyak diskusi, dan banyak kunjungan lapangan sehingga kita benar-benar paham tentang kemajuan Iran. Dari sisi wisata, saya senang karena bangunan-bangunan di Isfahan benar-benar berarsitektur kuno dan eksotis, tapi masih bisa berbaur dengan modernitas.Â
Terlebih lagi, ternyata perbedaan Sunni dan Syiah tidak selebay yang diceritakan. Buktinya saya aman dan tidak dikucilkan meskipun panitia tahu saya Islam Sunni. Andai saya ada kesempatan lagi ke Iran, saya pastikan saya mau lagi! (apalagi kalau dibayarin hehehe).Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H