Mohon tunggu...
ZS Maula
ZS Maula Mohon Tunggu... Lainnya - Amil Zakat Bersertifikat BNSP

hamba Allah, diciptakan untuk beribadah, bekerja dan terus bekerja, menulis dan terus menulis..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

STID Mohammad Natsir Estafet Dakwah sang Bapak NKRI

24 Juli 2024   13:15 Diperbarui: 24 Juli 2024   13:19 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah atau STID Mohammad Natsir yang berada di Tambun Bekasi merupakan estafet keberlanjutan dari harapan besar pencetus mosi integral dan Bapak NKRI dimana pernah juga menjabat perdana menteri di eranya saat itu.

Pengakuan bahwa STID Mohammad Natsir merupakan pelanjut dakwah yang dilakukan oleh Bapak NKRI itu dinyatakan Ketua Dewan Dakwah Ust Dr. Adian Husaini dalam kunjungannya ke Kantor DPP PKS, sebelumnya disampaikan terkait lahirnya lembaga dimana saat ini dipimpin olehnya.

Ust. Dr Adian Husaini menjelaskan bahwa Pendiri Dewan Dakwah yaitu Mohammad Natsir memimpin dalam segala lini, setelah tidak berada dalam jalur politik secara formal namun melalui jaringan kampus, masjid, serta pesantren juga diinisiasi oleh Sang Pahlawan itu.

Menurut Ust Dr. Adian Husaini saat ini para penerus dari perjuangan Sang Bapak NKRI itu yang mana bernaung di bawah Dewan Dakwah melanjutkan untuk mencetak kader da'i melalui STID Mohammad Natsir yang diresmikan oleh Presiden SBY.

"Alhamdulillah sekarang Penerus-penerus Pak Natsir melanjutkan perjuangan beliau sampai Dewan Dakwah sekarang kita punya pabrik da'i-nya, gitu ya. Jadi kita punya sekarang Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Mohammad Natsir yang dulu diresmikan oleh Presiden SBY," kata Ust Dr. Adian Husaini sebagaimana dikutip dari video yang diunggah oleh kanal YouTube PKSTV pada 3 Maret 2023.

Dewan Dakwah menurut Ust Dr. Adian Husaini sudah sejak zaman Mohammad Natsir memiliki filosofi 'bagaikan generator', maksudnya yaitu menerangi tetapi tidak harus muncul di hadapan, inilah yang membuat gerakannya tidak begitu tampak.

Seperti salah satu program yang digagas oleh Dewan Dakwah yaitu kaderisasi 1000 ulama terselenggara atas kerja sama dengan BAZNAS RI, target 200 doktor dan 400 master baru tercapai S3 69 serta S2 sekitar 250 dimana dari Muhammadiyah, Persis, PKS atau lainnya.

Prinsip Dewan Dakwah adalah 'dakwah ilallah' Ust Dr. Adian Husaini lalu membacakan ayat terkait, dimana berisi kandungan bahwa tujuan berdakwah bukan kepada fanatik golongan/kelompok tapi menuju Allah SWT, walaupun secara organisasi juga tetap harus ada orang yang aktif.

Menurut Ust Dr. Adian Husaini juga cara dakwah para penerus Mohammad Natsir itu tercermin dari latar belakang pengurusnya yang berbeda-beda, contohnya Ketua Dewan Dakwah Provinsi Banten merangkap Pimpinan Muhammadiyah, begitu juga di Maluku Utara juga sama.

Hal serupa terjadi di Lubuk Linggau, ada seorang kiai yang mana sebelumnya menjabat Ketua NU namun saat ini sebagai Ketua Dewan Dakwah setempat, sehingga menurut Ust Dr. Adian Husaini menerangkan bahwa ini menandakan lekatnya dengan Masyumi yang asal pengurusnya dari berbagai latar belakang.

"Ya seperti dulu Masyumi, macam-macam disini mazhabnya, kalau di pengurus Dewan Dakwah ada yang merayakan maulid ada, yang mengharamkan maulid juga ada, biasa saja kalau di grup," ujar Ust Dr. Adian Husaini menerangkan anggotanya yang berbeda-beda.

STID Mohammad Natsir sebagai pelanjut dari estafet Sang Bapak NKRI itu tentu bisa disimpulkan dari beberapa materi kuliahnya dimana mengambil bahan ajar dari karya-karya beliau atau yang berkaitan seperti Fiqhud Dakwah, Capita Selekta, atau lain sebagainya.

Para mahasiswa juga mempelajari tauhid, hal ini menurut Ust Dr. Wildan Hasan alumni dan juga sebagai pakar pemikiran pendidikan Mohammad Natsir menerangkan bahwa dalam Buku Capita Selecta yang mana terdapat tiga jilid itu terdapat di bagian awalnya tercantum Tauhid Sebagai Dasar Didikan.

Dalam penjelasan Ust Dr. Wildan Hasan di kanal YouTube Kalam TV pada 7 Juli 2024 itu kemudian disampaikan kisah yang terdapat dalam Buku Capita Selecta dimana ada cerita seorang profesor sampai tega menembak anak kandungnya karena merasa kehilangan Tuhan.

"Jadi 3 jilid, jilid pertama itu ada judul Tauhid Sebagai Dasar Didikan, tapi beliau mencantumkan kisah di itu bahwa ada seorang profesor menceritakan temannya seorang profesor pula, sudah sukses, jabatan tinggi, kekayaan banyak, intelektualitas tinggi, rasa-rasanya menurut cara pandang dunia itu sudah tidak kekurangan apa-apa (dan) keluarga baik-baik saja," tutur Ust Dr. Wildan Hasan.

Demikian sekilas terkait STID Mohammad Natsir yang merupakan ujung tombak dari harapan Sang Bapak NKRI, semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun