Orang-orang Syiah saat ini mengklaim bahwa Ali bin Abi Thalib dihalang-halangi untuk menjadi khalifah menggantikan Rasulullah SAW, ini tidak benar. Sejarah mencatat bahwa saat muncul perselisihan antara dirinya dan Muawiyah barulah makna kelompok yaitu pendukung mulai digunakan.
Syiah Ali berarti pendukungnya, sebaliknya bila disandingkan pada Muawiyah maka pembelanya. Namun pada saat itu kedua kelompok masih berpegang teguh pada prinsip-prinsip ahlus sunnah wal jamaah, Al Quran dan sunnah menjadi dasar amal perbuatannya, hanya saja peperangan yang tidak bisa dihindarkan adalah ijtihad masing-masing.
Perselisihan itu dimulai dengan tuduhan bahwa Ali bin Abi Thalib gagal belum bisa menghukum pembunuh Utsman bin Affan, sebaliknya sedangkan Muawiyah disebut telah melakukan pemberontakan kepada pemimpin sah. Tetapi keduanya tetap memiliki aqidah yang sama.
Dalam masa yang sangat panjang sejak perselisihan itu dimulai Syiah menunjukkan perbedaan yang nyata dalam aqidah, rukun imannya ada 5: at tauhid, an nubuwwah, al imamah, dan al mi'ad. Sedangkan di Islam: iman kepada Allah, kitab, malaikat, rasul, takdir, serta kiamat.
Demikian sedikit ulasan soal bubur Asyura yang banyak dibuat pada tanggal 10 Muharram, dimana ada yang mengatakan amalan orang Syiah, padahal tidak, wallahu a'lam bishowab, semoga bermanfaat.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H