Mohon tunggu...
ZS Maula
ZS Maula Mohon Tunggu... Lainnya - Amil Zakat Bersertifikat BNSP

hamba Allah, diciptakan untuk beribadah, bekerja dan terus bekerja, menulis dan terus menulis..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Donald Trump Ditembak, Begini Cerita Pandji Pragiwaksono yang Tinggal di New York Soal Pembunuhan di Amerika: Sering Sekali

14 Juli 2024   15:12 Diperbarui: 14 Juli 2024   15:28 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
CNN via viva.co.id / https://www.viva.co.id/berita/dunia/1732278-kondisi-terkini-donald-trump-usai-ditembak-saat-kampanye-di-pennsylvania

Donald Trump dikabarkan ditembak saat sedang melakukan kampanye di Pennsylvania, pembunuhan di Amerika memang marak, hal itu sebagaimana pernah disampaikan oleh Pandji Pragiwaksono yang kini tinggal di New York baru-baru ini.
Dalam video-video yang beredar di media sosial Donald Trump sedang berdiri menyampaikan pidato, namun tiba-tiba terdengar suara sehingga dirinya mulai merunduk walaupun sempat ragu dan berusaha berdiri lagi, tapi semuanya terlihat merunduk dan langsung dievakuasi.

Informasi Donald Trump yang ditembak saat kampanye orang-orang berteriak histeris, namun kemudian disebutkan bahwa peluru itu mengenai bagian telinga, sehingga dari foto-foto yang beredar terlihat ada darah di bagian pipi Capres Amerika tersebut.

Menarik sekali menyimak perkembangan negara dimana Donald Trump ditembak itu dari Pandji Pragiwaksono yang beberapa waktu lalu menceritakan terkait dirinya yang saat ini sudah tinggal di New York dan pengalaman menyaksikan langsung kondisi wilayah sekitarnya.

"Lagi menuju open mic, kamu jalan tiba-tiba ada pohon, pohonnya ada foto terus ada bunga-bunga, ada orang Asia perempuan dibunuh baru mau pulang ke apartemennya, waduh sudah sering banget (sekali)," ujar Pandji Pragiwaksono sebagaimana dikutip dari video yang diunggah oleh akun Raditya Dika pada 13 Agustus 2022.

Sebelumnya Pandji Pragiwaksono ditanya oleh Raditya Dika terkait apakah dirinya ada ketakutan dengan maraknya penembakan di sekolah pada negara dimana Donald Trump pernah menjadi presidennya itu, lalu dirinya pun menjawab panjang dan menjelaskan masalah pergaulan anak-anaknya.

Kemudian Pandji Pragiwaksono menceritakan dirinya sudah mencari sekolah untuk anaknya yang persentase orang Asia lebih banyak, sehingga kasus bullying-nya bisa kurang, hanya saja soal penembakan di sekolah cukup rumit, sampai-sampai saat dirinya menjadikannya bahan stand up ada orang tersinggung.

Hal itu disebabkan karena di sekolah tempat anak orang yang tersinggung itu baru saja terjadi penggagalan penembakan, sehingga menurutnya kejadian semacam itu benar-benar ada pada area sekitar tempat tinggal barunya.

Lalu Pandji Pragiwaksono menceritakan kondisi sekolah-sekolah di Amerika yang tidak memiliki halaman pada bagian depan, namun yang ada adalah gedungnya tinggi-tinggi, jendelanya kecil-kecil, mirip seperti penjara. Namun hal ini menurutnya dipandang bagus karena lebih aman.

Pandji Pragiwaksono juga menceritakan bahwa anak-anaknya sudah dibekali untuk menghadapi kemungkinan terjadi hal-hal tidak diinginkan. Kemudian dirinya mengisahkan seringnya terjadi saat dalam Subway tiba-tiba berhenti, lalu ada informasi permintaan maaf karena delay sebab ada orang yang lompat bunuh diri.

Pernah juga saat Pandji Pragiwaksono dalam Subway dan cuaca saat itu hujan, namun tiba-tiba diminta untuk turun sebab di salah satu stasiun ada yang mati, hal seperti ini menurutnya sering sekali terjadi, bahkan pernah ada seorang wanita didorong hingga tertabrak.

Pandji Pragiwaksono mengaku sebenarnya dirinya takut, kondisi di New York disebut oleh Raditya Dika cukup keos dan anak-anaknya bahkan diminta oleh comica yang baru saja pindah ke Amerika itu agar tetap mengenakan air pon saat turun dari subway walaupun posisi dimatikan agar tidak ada orang mengajak bicara.

"Kalau boleh jujur disini lebih enak naik Transjakarta dari pada naik Subway sama-sama banyak tangga, biasanya kalau Transjakarta tangganya naik, kalau Subway tangganya turun, tapi setidaknya tidak ada ketakutan itu," kisah Pandji Pragiwaksono panjang lebar.

"Disana kalau turun harus siap-siap, makanya saya bilang anak-anak kalau lagi turun pakai handphone nggak apa-apa, pakai earphone gak apa-apa, tapi jangan nyala kalian harus dengar sekitar, kamu pakai itu agar orang lain tidak mengajak bicara," tambahnya lagi.

Demikian ulasan sedikit terkait Donald Trump yang ditembak saat kampanye dan cerita panjang Pandji Pragiwaksono soal serinya terjadi pembunuhan di New York, semoga bermanfaat.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun