Mohon tunggu...
Zulfikar Risqi Noermartanto
Zulfikar Risqi Noermartanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - masih muda

untuk di baca

Selanjutnya

Tutup

Healthy

DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP KESEHATAN MAENTAL

18 November 2021   08:42 Diperbarui: 20 November 2021   08:27 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak  kasus pertama diumumkan di Wuhan, Cina, kasus pandemi virus corona (COVID19) 2019  di Indonesia melampaui 1 juta pada Januari 2021. Karena penyebaran kasus COVID-19 dari manusia ke manusia dan kurangnya pengobatan yang efektif untuk penyakit ini, banyak negara di dunia membatasi pergerakan. Hal ini  untuk memastikan bahwa risiko penyebaran penyakit tidak melebihi kemampuan infrastruktur kesehatan yang ada. Implementasi kebijakan ini berdampak signifikan terhadap mobilitas masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Pembatasan ini  berdampak  signifikan pada penggunaan angkutan umum dan  kendaraan bermotor di banyak kota di seluruh dunia. Data Moovit tentang dampak COVID-19 pada transportasi umum telah secara signifikan mengurangi penggunaan transportasi umum di kota-kota di seluruh dunia, seperti London, New York, Berlin, Paris, dan Sydney. 

Di Paris, misalnya, telah menurun sekitar 80% dibandingkan dengan tingkat sebelum pandemi. Demikian pula, UITP  melaporkan bahwa  19% operator bus India kehilangan 90% penumpangnya karena pandemi dan 91% sisanya tidak memiliki penumpang sama sekali. Indonesia juga mengalaminya dengan penurunan volume lalu lintas dan okupansi, dimana sebagian besar penumpang angkutan umum di Jabodetabek (misalnya MRT, BRT dan kereta komuter) turun lebih dari 80% dibandingkan biasanya.

Pandemi ini juga telah mengubah perilaku belanja  masyarakat dengan memaksimalkan aktivitasnya di rumah. Adaptasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), termasuk belanja online, telah meningkat secara signifikan. Menurut Clement, lalu lintas situs web e-commerce global melonjak dari  12,81 miliar pada Januari 2020 menjadi 14,34 miliar pada Maret 2020. Menurut survei yang dilakukan Kunst di tiga negara maju: Jerman, Inggris, dan AS, 4~27% responden  mulai membeli berbagai produk secara online karena pandemi COVID-19. 

Tren ini mirip dengan yang terjadi di Indonesia. Bagi Pushparis, sektor e-commerce Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup kuat di masa pandemi, dibuktikan dengan peningkatan penjualan bulanan sebesar 26% dibandingkan  tahun sebelumnya. Jumlah transaksi harian juga meningkat dari 3,1 juta pada kuartal II 2019 menjadi 4,8 juta pada April 2020.

Pembatasan kegiatan di luar ruangan juga telah ditemukan mempengaruhi kesejahteraan subjektif dan kesehatan mental orang, karena beberapa kegiatan dikaitkan dengan mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan. 

Sebuah studi oleh Brooks et al. Pada karantina  pandemi sebelumnya, ditemukan berbagai masalah kesehatan yang terjadi selama masa karantina. Masalah kesehatan mental telah dilaporkan meningkatkan jumlah hari dalam isolasi, terutama bagi orang-orang dengan kondisi khusus seperti OCD, depresi, dan penyalahgunaan zat. 

Bahkan, bagi orang yang tidak bergantung pada zat psikotropika, rutinitas baru kunjungan berulang dalam jangka waktu yang  lama juga akan mempengaruhi kesehatan mental individu tersebut. 

Setelah meninjau 24 artikel tentang epidemi SARS dan berbagai karantina di seluruh kota, Brooks dkk menemukan bahwa orang lebih mungkin mengalami berbagai gejala stres dan kesehatan mental selama karantina setelah mengetahui tentang epidemi dan karantina sebelumnya. Studi tersebut juga mencatat bahwa gejala PTSD terjadi..

Fenomena virus Covid-19 yang berdampak pada kesehatan mental ini lantaran terlalu lamanya diterapkannya pembatasan terhadap kegiatan sosial dan fisik di masyarakat, hal ini yang lalu kemudian menyebabkan gejala-gejala abnormal pada kesehatan mental terjadi. 

Banyaknya kebijakan yang sudah dilakukan pemerintah untuk menurunkan angka penyebaran virus Covid-19 terkadang tidak memperhatikan aspek kesehatan mental yang akan dialami masyarakat. Padahal kesehatan mental ini yang mendukung produktifitas masyarakat dalam menjalankan roda perekonomian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun