Mohon tunggu...
Zulfikar Likhdar
Zulfikar Likhdar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Hubungan Internasional - UPN Veteran Yogyakarta

Seseorang yang menyukai Premier League

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Destabilisasi Diskursus Oposisi: Analisis Post-Strukturalis atas Negosiasi Trump dengan Mayoritas Demokrat di Kongres Amerika Serikat

31 Mei 2024   10:19 Diperbarui: 31 Mei 2024   10:20 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Donald Trump menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat dengan pendekatan politik yang kontroversial dan tidak konvensional. Gaya kepemimpinannya dicirikan oleh retorika populistis, ketidaksukaan terhadap protokol politik tradisional, dan kebijakan yang menonjolkan kepentingan nasionalis dan proteksionis.

Trump mengimplementasikan kebijakan-kebijakan utama yang mencakup reformasi pajak besar-besaran, pembangunan tembok perbatasan dengan Meksiko untuk membatasi imigrasi ilegal, penarikan Amerika Serikat dari perjanjian perdagangan internasional, serta penekanan pada isu-isu keamanan dalam negeri.

Pada pemilu sela tahun 2018, Partai Demokrat berhasil merebut mayoritas kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), mengubah dinamika politik di Washington. Kemenangan ini menghasilkan Nancy Pelosi kembali menjabat sebagai Ketua DPR, membawa kembali kepemimpinan yang berpengalaman dan strategis untuk Partai Demokrat.

Negosiasi antara Trump dan mayoritas Demokrat di DPR sering kali berkisar pada isu-isu kunci seperti anggaran pemerintah, pendanaan untuk pembangunan tembok perbatasan, kebijakan imigrasi, dan masalah-masalah domestik lainnya. Konfrontasi dan kesepakatan yang dicapai dalam negosiasi ini sering kali mencerminkan pertarungan kekuasaan antara dua partai yang saling berlawanan.

Negosiasi antara Trump dan mayoritas Demokrat di DPR mencerminkan perubahan dalam struktur kekuasaan tradisional. Sebelumnya, oposisi dianggap sebagai lawan politik yang bertentangan dengan pemerintahan yang berkuasa.

Namun, dalam konteks negosiasi ini, kekuatan tidak lagi terbagi secara sederhana antara dua kubu yang berlawanan. Mayoritas Demokrat di DPR memperkuat posisinya dalam dinamika politik, memaksa Trump untuk bernegosiasi di luar pola oposisi tradisional.

Negosiasi antara Trump dan Demokrat sering kali menghasilkan kesepakatan yang tidak sesuai dengan harapan atau ekspektasi partai politik tradisional. Contohnya, dalam beberapa kasus, Trump telah menunjukkan kecenderungan untuk mencapai kesepakatan dengan mayoritas Demokrat, bahkan mengabaikan atau menentang pendekatan yang diharapkan oleh Partai Republiknya sendiri.

Ini menciptakan ketidakstabilan dalam diskursus oposisi, mengaburkan garis-garis partai politik dan menyulitkan identifikasi jelas siapa yang merupakan "lawan" dan siapa yang merupakan "sekutu" politik.

Interaksi antara Trump dan Demokrat, serta aktor politik lainnya, telah menciptakan wacana baru dalam politik Amerika. Misalnya, beberapa anggota Partai Republik menyatakan ketidaksetujuan terhadap pendekatan Trump dalam negosiasi dengan Demokrat, sementara beberapa anggota Demokrat menunjukkan kesiapan untuk bekerja sama dengan Trump dalam isu-isu tertentu.

Ini menciptakan nuansa kompleks dalam wacana politik yang tidak selalu sesuai dengan garis-garis partai tradisional. Dengan demikian, interaksi antara aktor-aktor politik menciptakan dinamika baru yang menantang pemahaman konvensional tentang politik dan oposisi dalam konteks negosiasi ini.

Negosiasi antara Trump dan mayoritas Demokrat di DPR memiliki implikasi signifikan dalam politik Amerika. Secara jangka pendek, negosiasi ini menciptakan ketidakpastian politik, menghasilkan kegagalan dalam mencapai kesepakatan penting seperti anggaran pemerintah dan kebijakan imigrasi. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kepercayaan publik terhadap efektivitas pemerintah dan meningkatkan polarisasi politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun