Penambahan perekat akan menyebabkan tekanan akan jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan briket tanpa memakai bahan perekat (Josep dan Hitslop, 1981). Penggunaan bahan perekat dimaksudkan untuk menarik air dan membentuk tekstur yang padat atau mengikat dua substrat yang akan direkatkan. Dengan adanya perekat maka susunan partikel akan semakin baik, teratur dan lebih padat sehingga dalam proses pengempaan keteguhan tekan dan arang briket semakin baik (Silalahi, 2000).
Bahan perekat dari zat pati, dekstrin dan tepung beras akan menghasilkan arang briketb yang berasap sedikit dan tahan lama, tetapi nilai kalornya tidak setinggi nilai kalor arang kayunya. Perekat yang umum digunakan dalam pembuatan biobriket adalah pati karena harganya murah, melimpah ketersediaannya dan cara pemakaiannya sederhana.
Limbah sampah pasar biasanya lebih didominasi sampah organik seperti sayur, buah, dedaunan dan lain-lain. Sampah organik memiliki kadar air yang cukup tinggi, maka untuk mengurangi kadar air yang ada dilakukan pengeringan dengan cara menjemurnya di bawah panas terik matahari selama 1 minggu. Proses selanjutnya  yang dilakukan  adalah proses pirolisis, dimana proses ini dilakukan pada suhu 500C sehingga kadar airnya berkurang dan kadar abunya semakin tinggi.Proses pirolisis merupakan proses penguraian hidrokarbon pada suhu tinggi, yang merupakan proses pemecahan  hidrokarbon pada suhu tinggi, yang merupakan proses pemecahan rantai panjang yang berupa lignin (lignosellulosa) menjadi rantai pendek  berupa alkana, alkohol,  keton dll dalam fase gas dan residu berupa karbon atau arang.Selanjutnya arang yang telah diperoleh dapat dibentuk menjadi briket dengan mencampurnya dengan perekat (kanji). Penambahan perekat bertujuan untuk meningkatkan daya rekat agar semakin tinggi dan pada waktu dikempa akan sulit untuk dipecah.Arang yang diperoleh mengandung karbon terikat, apabila dibakar dapat menghasilkan energi yang dapat dilihat dari kadar NHV (Net Heating Value). Kadar  NHV  inilah  yang  akan  menentukan  besarnya  energi  panas  yang terkandung dalam briket arang tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H