Mohon tunggu...
zulfikar ikhtiararamadhan
zulfikar ikhtiararamadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Amikom Purwokerto,Prodi Bisnis Digital S1

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pembuatan Briket Bahan Bakar dari Sampah Pasar

17 Juli 2021   00:08 Diperbarui: 17 Juli 2021   00:09 937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penambahan perekat akan menyebabkan tekanan akan jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan briket tanpa memakai bahan perekat (Josep dan Hitslop, 1981). Penggunaan bahan perekat dimaksudkan untuk menarik air dan membentuk tekstur yang padat atau mengikat dua substrat yang akan direkatkan. Dengan adanya perekat maka susunan partikel akan semakin baik, teratur dan lebih padat sehingga dalam proses pengempaan keteguhan tekan dan arang briket semakin baik (Silalahi, 2000).

Bahan perekat dari zat pati, dekstrin dan tepung beras akan menghasilkan arang briketb yang berasap sedikit dan tahan lama, tetapi nilai kalornya tidak setinggi nilai kalor arang kayunya. Perekat yang umum digunakan dalam pembuatan biobriket adalah pati karena harganya murah, melimpah ketersediaannya dan cara pemakaiannya sederhana.

Limbah sampah pasar biasanya lebih didominasi sampah organik seperti sayur, buah, dedaunan dan lain-lain. Sampah organik memiliki kadar air yang cukup tinggi, maka untuk mengurangi kadar air yang ada dilakukan pengeringan dengan cara menjemurnya di bawah panas terik matahari selama 1 minggu. Proses selanjutnya  yang dilakukan  adalah proses pirolisis, dimana proses ini dilakukan pada suhu 500C sehingga kadar airnya berkurang dan kadar abunya semakin tinggi.Proses pirolisis merupakan proses penguraian hidrokarbon pada suhu tinggi, yang merupakan proses pemecahan  hidrokarbon pada suhu tinggi, yang merupakan proses pemecahan rantai panjang yang berupa lignin (lignosellulosa) menjadi rantai pendek  berupa alkana, alkohol,  keton dll dalam fase gas dan residu berupa karbon atau arang.Selanjutnya arang yang telah diperoleh dapat dibentuk menjadi briket dengan mencampurnya dengan perekat (kanji). Penambahan perekat bertujuan untuk meningkatkan daya rekat agar semakin tinggi dan pada waktu dikempa akan sulit untuk dipecah.Arang yang diperoleh mengandung karbon terikat, apabila dibakar dapat menghasilkan energi yang dapat dilihat dari kadar NHV (Net Heating Value). Kadar   NHV   inilah   yang   akan   menentukan   besarnya   energi   panas   yang terkandung dalam briket arang tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun