Mentari datang dengan anggun tanpa puja puji
Semua terkesan dengan ronanya yang entah baik atau tidak
Ada kabar dari Negeri Tirai Bambu yang masih samar dan belum ditemui
Ketika suka cita digelorakan pada perayaan awal tahun, semua orang berarak
Pada jumpa-jumpa kita ditahun lalu aku masih merasa aku adalah bagian mu
Tapi ku jumpai saat ini kau tak anggap ku bagian
Kau acuhkan ku dalam ketidakmungkinan yang semu
Kau muntahkan ku dalam kenistaan bak kisah malin
Entahlah akan seperti apa aku dank au kedepannya
Yang kuharapkan adalah perilaku tolong menolong terus hadir
Aku bagian mu dank au bagian ku kita bersatu dalam keabadian
Menjawab problema-problema yang ada
Aku tak mengerti sekali lagi dengan perilaku mu
Juga rona wajah mu
Aku tak mengerti
Ada yang salah mungkin dengan perilaku ku ini
Setelah juataan tahun kita berteman
Berbagi suka, duka dan derita
Semua yang telah kita lewati ini
Yang ku bisa katakana maaf untuk mu, untuk segala perilaku diriku ini yang telah abai
Tak ada lagi yang bisa kutemui, ku tiduri, bahkan ku singgahi
Tak ada lagi yang bisa kita lakukan seperti dahulu
Seperti folklore pertemuan Adam dan Hawa yang kau comblangi
Seperti mitologi yang menghadirkan eden atau surge itu nyata
Tak ada lagi
Kabar dari Negeri Tirai Bambu itu membunuh informasi lain tentang aku dan kau
Sosoknya pun ditakuti semua seakan berhenti
Aku dan kau dibentengi oleh kabar dari China
Aku mencintaimu entah apa yang kulakukan mungkin buruk untuk mu tapi kau harus tahu kita harus seperti dahulu entah itu mungkin atau tidak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H