Oleh : Ns. Zulfikar Peluw., S.Kep., M.Kep.
Pendahuluan
Burnout dan stres kerja merupakan dua tantangan besar yang dialami oleh perawat di seluruh dunia. Sebagai tenaga kesehatan yang bertanggung jawab memberikan perawatan berkualitas kepada pasien, perawat kerap dihadapkan pada tekanan kerja yang intens, baik secara fisik maupun emosional. Burnout sendiri adalah kondisi kelelahan mental, emosional, dan fisik yang disebabkan oleh stres yang berlangsung lama dan tidak tertangani.Â
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkategorikan burnout sebagai "fenomena terkait pekerjaan" yang memengaruhi kesejahteraan pekerja di banyak sektor, terutama dalam dunia kesehatan yang penuh tekanan.
Perawat sering harus menghadapi beban kerja berat, jam kerja panjang, perubahan jadwal shift, dan tuntutan fisik seperti berdiri atau berjalan dalam waktu lama. Tekanan ini semakin meningkat dengan tanggung jawab merawat pasien dalam kondisi serius, yang kerap melibatkan keputusan yang menentukan hidup dan mati. Akibatnya, banyak perawat mengalami kelelahan fisik, sinisme terhadap pekerjaan, dan menurunnya efektivitas di lingkungan kerja.
Situasi ini semakin parah dengan adanya pandemi COVID-19. Lonjakan jumlah pasien dan kekurangan tenaga medis telah memaksa perawat bekerja dalam tekanan yang sangat tinggi, sering kali tanpa dukungan memadai. Kondisi ini memperbesar risiko burnout yang tidak hanya berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental perawat tetapi juga menurunkan kualitas perawatan pasien.
Burnout dan stres kerja pada perawat tidak hanya menjadi persoalan individual, tetapi berdampak luas pada sistem kesehatan. Tingginya tingkat burnout berdampak pada tingginya tingkat pergantian staf, absensi, serta peningkatan risiko kesalahan medis yang merugikan rumah sakit dan pasien. Untuk itu, dibutuhkan pendekatan holistik dan berbasis bukti untuk membantu perawat mengelola stres dan burnout. Salah satu metode yang terbukti efektif dalam penelitian adalah meditasi mindfulness, yang dapat menjadi alat penting untuk mengurangi stres, meningkatkan kesejahteraan mental, dan memperkuat ketahanan perawat dalam menghadapi tekanan kerja.
Fenomena Burnout pada Perawat dan Faktor Penyebabnya
Burnout pada perawat adalah kondisi serius yang semakin umum terjadi di berbagai institusi kesehatan. World Health Organization (WHO) mengklasifikasikan burnout sebagai "fenomena terkait pekerjaan" yang ditandai oleh kelelahan fisik dan mental, jarak emosional terhadap pekerjaan, sinisme, serta menurunnya efektivitas kerja.Â
Pada perawat, kondisi ini sering kali muncul sebagai akibat dari tekanan fisik dan emosional yang tinggi di tempat kerja. Berdasarkan studi tahun 2020, hampir dua pertiga perawat (62%) mengalami burnout, terutama di kalangan perawat muda, di mana 69% dari mereka yang berusia di bawah 25 tahun melaporkan kelelahan yang parah.