Mohon tunggu...
Zulfikar Peluw
Zulfikar Peluw Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Poltekkes Kemenkes Maluku

in the learning to write phase to achieve points "Jangan malu untuk memulai sesuatu, terlambat sedikit it's OK, dari pada DOING NOTHING"

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mindfullness Meditation: Solusi Holistik Mengatasi Stress Kerja dan Burnout pada Perawat

27 Oktober 2024   19:41 Diperbarui: 27 Oktober 2024   21:06 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Ns. Zulfikar Peluw., S.Kep., M.Kep.

Pendahuluan

Burnout dan stres kerja merupakan dua tantangan besar yang dialami oleh perawat di seluruh dunia. Sebagai tenaga kesehatan yang bertanggung jawab memberikan perawatan berkualitas kepada pasien, perawat kerap dihadapkan pada tekanan kerja yang intens, baik secara fisik maupun emosional. Burnout sendiri adalah kondisi kelelahan mental, emosional, dan fisik yang disebabkan oleh stres yang berlangsung lama dan tidak tertangani. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkategorikan burnout sebagai "fenomena terkait pekerjaan" yang memengaruhi kesejahteraan pekerja di banyak sektor, terutama dalam dunia kesehatan yang penuh tekanan.

Perawat sering harus menghadapi beban kerja berat, jam kerja panjang, perubahan jadwal shift, dan tuntutan fisik seperti berdiri atau berjalan dalam waktu lama. Tekanan ini semakin meningkat dengan tanggung jawab merawat pasien dalam kondisi serius, yang kerap melibatkan keputusan yang menentukan hidup dan mati. Akibatnya, banyak perawat mengalami kelelahan fisik, sinisme terhadap pekerjaan, dan menurunnya efektivitas di lingkungan kerja.

Situasi ini semakin parah dengan adanya pandemi COVID-19. Lonjakan jumlah pasien dan kekurangan tenaga medis telah memaksa perawat bekerja dalam tekanan yang sangat tinggi, sering kali tanpa dukungan memadai. Kondisi ini memperbesar risiko burnout yang tidak hanya berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental perawat tetapi juga menurunkan kualitas perawatan pasien.

Burnout dan stres kerja pada perawat tidak hanya menjadi persoalan individual, tetapi berdampak luas pada sistem kesehatan. Tingginya tingkat burnout berdampak pada tingginya tingkat pergantian staf, absensi, serta peningkatan risiko kesalahan medis yang merugikan rumah sakit dan pasien. Untuk itu, dibutuhkan pendekatan holistik dan berbasis bukti untuk membantu perawat mengelola stres dan burnout. Salah satu metode yang terbukti efektif dalam penelitian adalah meditasi mindfulness, yang dapat menjadi alat penting untuk mengurangi stres, meningkatkan kesejahteraan mental, dan memperkuat ketahanan perawat dalam menghadapi tekanan kerja.

Fenomena Burnout pada Perawat dan Faktor Penyebabnya

Burnout pada perawat adalah kondisi serius yang semakin umum terjadi di berbagai institusi kesehatan. World Health Organization (WHO) mengklasifikasikan burnout sebagai "fenomena terkait pekerjaan" yang ditandai oleh kelelahan fisik dan mental, jarak emosional terhadap pekerjaan, sinisme, serta menurunnya efektivitas kerja. 

Pada perawat, kondisi ini sering kali muncul sebagai akibat dari tekanan fisik dan emosional yang tinggi di tempat kerja. Berdasarkan studi tahun 2020, hampir dua pertiga perawat (62%) mengalami burnout, terutama di kalangan perawat muda, di mana 69% dari mereka yang berusia di bawah 25 tahun melaporkan kelelahan yang parah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun