Mohon tunggu...
Zulfikar Peluw
Zulfikar Peluw Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Poltekkes Kemenkes Maluku

in the learning to write phase to achieve points "Jangan malu untuk memulai sesuatu, terlambat sedikit it's OK, dari pada DOING NOTHING"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Senam, Solusi Pencegahan Anemia pada Remaja Putri

19 Juli 2024   10:46 Diperbarui: 19 Juli 2024   10:51 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Femi S. Tuhumena (Dosen Poltekkes Kemenkes Maluku)

Pendahuluan

Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia. Menurut data Riskesdas 2013, prevalensi anemia pada perempuan mencapai 23,9%, sementara pada laki-laki sebesar 18,4%. Selain itu, prevalensi anemia di pedesaan (22,8%) lebih tinggi dibandingkan di perkotaan (20,6%). Data ini menunjukkan bahwa anemia tidak mengenal jenis kelamin dan lokasi, namun anak-anak dan remaja putri adalah kelompok yang paling rentan. Sebanyak 26,4% anak usia 5-14 tahun dan 18,4% anak usia 15-24 tahun mengalami anemia, yang berarti sekitar 1 dari 5 anak remaja di Indonesia menderita anemia.  

Dampak Anemia pada Remaja Putri 

Anemia pada remaja putri (rematri) memberikan dampak yang cukup memprihatinkan. Anemia dapat menyebabkan penurunan kesehatan dan prestasi sekolah. Di masa dewasa, kondisi anemia yang tidak ditangani dengan baik dapat memperburuk kesehatan saat hamil, yang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan janin tidak optimal, komplikasi saat hamil dan persalinan, serta meningkatkan risiko kematian ibu dan anak.

Anemia merupakan kondisi di mana kadar hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah lebih rendah dari yang seharusnya. Untuk rematri, anemia dikatakan terjadi apabila kadar Hb < 12 gr/dl. Hemoglobin berfungsi untuk mengikat oksigen dan menghantarkan oksigen ke seluruh sel jaringan tubuh, termasuk otot dan otak. Tanda-tanda anemia yang lazim disebut dengan 5 L adalah lesu, lelah, letih, lemah, dan lunglai. Penyebab utama anemia pada rematri antara lain kehilangan darah saat menstruasi, kurangnya asupan makanan kaya zat besi dan protein, sering melakukan diet yang keliru, serta pertumbuhan pesat yang tidak seimbang dengan asupan gizi.

Pentingnya Pencegahan Anemia

Dalam masa pasca pandemi Covid-19, anak dan remaja putri perlu tetap sehat dan bebas anemia. Salah satu cara untuk mencegah anemia adalah dengan mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Hal ini juga didukung dengan mengonsumsi makanan yang cukup mengandung zat besi dan protein agar tubuh dapat membentuk hemoglobin dan menyerap zat besi dengan baik. Selain itu, rematri dihimbau untuk mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, makan buah dan sayur secukupnya, memeriksa kadar Hb, serta mengonsumsi vitamin A, C, dan E.  

Senam sebagai Intervensi Fisik untuk Pencegahan Anemia

Senam kesehatan reproduksi diyakini dapat menjadi pilihan aktivitas fisik yang baik terutama bagi remaja putri untuk mengatasi masalah anemia. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pelaksanaan senam kesehatan reproduksi terhadap kadar hemoglobin dan kebugaran jasmani remaja putri. Penelitian ini menggunakan 30 responden sebagai subjek penelitian yang terbagi menjadi 15 sebagai kelompok intervensi dan 15 sebagai kelompok kontrol. Kelompok intervensi diberikan latihan kesehatan reproduksi dan tablet Fe selama 4 minggu dengan durasi 18 menit 3 kali seminggu. Kelompok kontrol hanya diberikan tablet Fe. Pengukuran kesegaran jasmani dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan. Rata-rata peningkatan kesegaran jasmani dari 118,87 x/menit menjadi 95,87 x/menit dengan peningkatan sebesar 23 x/menit. Berdasarkan uji statistik terdapat perbedaan yang signifikan dengan p-value < 0,05. Penelitian ini membuktikan bahwa senam kesehatan reproduksi berpengaruh terhadap kebugaran jasmani remaja putri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun