Perlahan,
aku melihat serangkaian kata yang kusebut puisi.
Ia terbang berpendar di angkasa,
mewarnai hari pencinta sepertiku.
Bak taman bunga,
pesonanya indah tak luput dari ingatanku.
Kucerna menikmati,
diam-diam gugur malu di atas melodi.
Aku ingin menari,
bersama melodi kata tentang kita.
Alunan merdu menggoda diriku,
membuatku terpesona akan keelokannya.
Percayalah engkau indah,
sepanjang masa dikau abadi.
Malang, 20 Agustus 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!