Dewasa ini, kita tidak pernah terlepas dengan yang namanya gawai, bukan? Tua, muda, dewasa, bahkan anak-anak sekali pun. Kapan pun dan di mana pun, gawai tak pernah luput dari genggaman.
Pada tulisan kali ini, penulis akan memfokuskan pembahasan pada anak-anak. Tak jarang, orang tua memberikan kesempatan terlalu dini kepada anak-anak untuk bercengkrama dengan gawai. Alhasil, hal ini mengambil alih tahapan-tahapan yang dilalui setiap anak di masa pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Mildred Parten mengemukakan bahwa tahap-tahap perkembangan bermain anak usia dini melalui 6 tahap, yaitu :
1. Unoccupied Behavior/Gerakan Kosong
Di mana, anak sepertinya belum melakukan kegiatan bermain, hanya mengamati sesuatu sejenak saja.
Misalnya bayi mengamati jari tangan atau kakinya sendiri dan menggerakannya tanpa tujuan.
2. Onlocker Behaviour/Tingkah Laku Pengamat
Pada tahap ini, anak memperhatikan anak yang lain yang sedang melakukan suatu kegiatan atau sedang bermain.
Misalnya seorang anak yang memperhatikan temannya sedang bermain kejar-kejaran, meskipun ia tidak ikut bermain tetapi ia turut merasa senang seolah ia ikut bermain bersama teman-temannya.
3. Solitary Play/Bermain Soliter
Pada tahapan ini, anak bermain dan mencari kesibukan sendiri, tanpa peduli dengan orang/teman lain yang ada disekitarnya.