Mohon tunggu...
ZULFIAN SYAH
ZULFIAN SYAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Alam Takambang Jadi Guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"G.U.A"

12 Februari 2018   17:57 Diperbarui: 28 Februari 2018   07:53 896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ulul Albab". Kata ini mungkin tidak asing di telinga kita. Yang mana istilah Ulul Albab sendiri beberapa kali disebutkan dalam kitab suci Al-Qur'an. Salah satunya tercurah dalam QS. Ali Imran : 190. Kemudian istilah ini diadopsi oleh salah satu kampus Islam di negeri ini. Yang dijadikan sebagai acuan yakni menjadi pribadi Ulul Albab. "Genarasi Ulul Albab" (G.U.A), begitulah semboyan yang diusung oleh UIN Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang.

Dengan sebutan "World Class University." Tentunya hal itu tidak sekedar semboyan. Untuk mewujudkan itu semua, UIN Maliki memiliki sebuah program yang tidak dimiliki oleh universitas lain, baik di Indonesia maupun mancanegara. UIN Maliki mengintegrasikan pendidikan kampus dengan sistem ma'had, yakni Ma'had Sunan Ampel Al-'Aly (MSAA), yang mana keduanya saling sejalan satu sama lain. Dengan kolaborasi tersebut, UIN Maliki pun menjadi rujukan banyak kampus ataupun sekolah di Indonesia. Serta menjadi lirikan bagi calon mahasiswa baik dari dalam ataupun luar negeri. Hal ini didorong oleh keinginan mewujudkan ulama' yang intelek profesionaldan intelek profesional yang ulama'.

Di sana dibangun monumen (prasasti) yang sekaligus menggambarkan visi dan misi ma'had yang dicurahkan dalam bahasa Arab. Berdiri gagah di depan pintu masuk area unit hunian untuk mahasantri putra dan dua buah monumen yang lebih kecil berada di dekat unit hunian mahasantri putri dan gedung rektorat UIN Maliki. Prasasti tersebut bertuliskan (jadilah kamu orang-orang yang memiliki mata hati) ; (jadilah kamu orang-orang yang memiliki kecerdasan) ; (jadilah kamu orang-orang yang memiliki akal) ; (dan berjuanglah untuk membela agama Allah SWT dengan kesungguhan).

Tak seperti kampus lain, UIN Maliki memiliki ciri khas tersendiri. Tinggal di ma'had merupakan sebuah kewajiban bagi mahasiswa baru. Di sana mereka disebut sebagai mahasantri. Adakah kampus lain yang punya mahasantri? Selain kegiatan perkuliahan reguler dan program unggulan yakni PKPBA, mereka juga disibukkan dengan kegiatan-kegiatan ma'had yang saling berkesinambungan setiap harinya.

Jikalau kita tinjau sekilas tentang jadwal perkuliahannya, ketika kita lihat universitas lain, yang mana jam perkuliahan tertingginya (paling banyak) 24 SKS dalam satu minggu, sementara di UIN Malang tak sekedar itu. Setelah dikalkulasikan, setidaknya mahasantri di sana mengikuti perkuliahan 40 SKS dalam satu minggu (jikalau jam perkuliahan regulernya 15 SKS). Lalu bagaimana jika perkuliahan regulernya di atas 15 SKS?

Aktivitas para mahasantri dimulai semenjak salat subuh kira-kira pukul 04.00 - 20.00 WIB. Ibaratnya aktivitas mereka dimulai semenjak bangun tidur hingga tidur kembali. Berawal dari salat subuh berjamaah dalam rentang waktu antara pukul 04.00 - 05.00 WIB yang dilaksanakan di Masjid At-Tarbiyah (Mastar) bagi mahasantri putra dan Masjid Ulul Albab (Masul) bagi mahasantri putri. Kemudian hal ini dilanjutkan dengan kegiatan shobah al-lughoh (pagi bahasa) atau yang lebih akrab didengar dengan sebutan shollu. Di mana dalam kegiatan ini mereka belajar seputar bahasa Arab dan bahasa Inggris.

Tak berhenti di situ, setelah shollu selesai pada pukul 05.45 WIB, aktivitas pun dilanjutkan dengan kegiatan ta'lim pada pukul 06.00 - 07.30 WIB. Kegiatan ta'lim dilaksanakan selama empat hari dalam satu minggu, yakni pada hari Senin-Kamis. Di mana dalam rentang waktu tersebut ada dua mata ta'lim yang dipelajari, yaitu ta'lim Al-Quran dan ta'lim afkar. Ta'lim Al-Quran dilaksanakan pada hari Senin dan Rabu, sementara itu ta'lim afkar dilaksanakan pada hari Selasa dan Kamis. Adapun ta'lim afkar membahas dua buah buku dengan objek kajian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Salah satunya membahas tentang ilmu fiqh dengan kitab At-Tadzhib, sementara yang satunya lagi tentang aqidah akhlak dengan kitab Qami' At-Thugyan.

Setelah kegiatan ta'lim berakhir pukul 07.30 WIB, tiba saatnya para mahasantri mempersiapkan diri untuk mengikuti perkuliahan reguler yang tersebar antara pukul 08.10 - 14.00 WIB. Dalam satu hari terkadang hanya ada satu kali tatap muka (mata kuliah), namun ada juga yang sampai pada tiga mata kuliah, yang mana per mata kuliah kisaran 2-3 SKS.

Setelah itu perkuliahan pun disambut dengan datangnya waktu perkuliahan PKPBA yang dilaksanakan selama 5 hari dalam satu minggu, selama satu hari ada 5 SKS, dan satu SKS dengan muatan waktu 50 menit. Selama satu hari terbagi atas 3 bagian waktu di mana waktu pertama dan kedua menjadi satu kesatuan. Sementara waktu ketiga dilaksanakan setelah salat magrib. Bagian pertama berakhir pada pukul 15.30 WIB dan yang kedua berakhir pada pukul 16.30 WIB. Selanjutnya perkuliahan berakhir dan mahasiswa pun diperbolehkan untuk kembali ke hunian mereka masing-masing yakni mabna (asrama) yang berada di lingkungan MSAA.

Mereka juga disambut oleh kegiatan lainnya setelah sampai di mabna, yakni qobla magrib atau simpelnya disebut dengan qobla. Yang mana sesuai namanya, kegiatan ini dilaksanakan sebelum salat magrib berjamaah. Kegiatan tersebut dikemas dalam bentuk yang berbeda setiap harinya, pada hari Senin-Jum'at diisi dengan kegiatan yang bermacam-macam. Adapun kegiatan tersebut untuk menyalurkan bakat dan minat para mahasantri kedepannya serta pendampingan dari Musyrif/ah (sebutan untuk pembimbing mahasantri). Mereka dilatih untuk bisa berbicara di hadapan khalayak ramai serta memiliki eksistensi dan peran di masyarakat. Kegiatan ini pun berakhir ketika azan magrib berkumandang.

Selanjutnya mahasantri dituntun untuk mendirikan salat magrib berjamaah di Mastar/Masul. Setelah itu mahasantri harus mengikuti perkuliahan PKPBA untuk yang kedua kalinya dalam hari itu yakni jam ketiga, pada pukul 18.30 WIB. Hingga kegiatan ini berakhir pada pukul 20.00 WIB. Yang mana aktivitas tersebut belum bisa dikatakan berakhir apabila terdapat tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah reguler. Jikalau memang demikian, tak jarang dari mahasantri mengaharuskan diri untuk menghabiskan waktu istirahat mereka untuk menyelesaika tugas yang ada.

Meski diselubungi oleh kegiatan yang begitu padat, eksistensi kampus UIN Maliki tidak tertinggal oleh kampus lain baik perguruan tinggi negeri maupun swasta. Baik dari segi prestasi akademik maupun non-akademik. Tak jarang UIN Maliki menunjukkan eksistensinya baik di dalam negeri maupun mancanegara. Adakah kampus yang memiliki kegiatan seperti ini? Jadi, ada yang berani sama G.U.A (?)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun