Mohon tunggu...
M FARID ZULFIALDI
M FARID ZULFIALDI Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Do the best don't feel the best

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tradisi di Kabupaten Tuban yang Masih Tetap Terjaga Kelestariannya

9 Mei 2020   04:24 Diperbarui: 14 Juni 2021   15:40 5042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyimak Tradisi di Kabupaten Tuban yang Masih Tetap Terjaga Kelestariannya unsplash/nick-agus-arya)

Sesajen yang penting dalam tradisi ini adalah bubur sura dan Hasil bumi untuk dimakan dan dikuburkan. Bubur sura dibuat dari berbagai biji-bijian, yang hanya boleh dimasak dalam kendi kuali dari tanah. 

Berbagai jenis hasil bumi, mulai dari biji-bijian, umbi-umbian dan sayuran dan buah, akan dikeluarkan pada acara tersebut dan dimakan bersama-sama. Kepala binatang ternak yang dikurbankan, biasanya akan dikubur. 

Sedangkan tradisi sampur bawur merupakan serangkaian upacara sedekah yang dilakukan usai petani Nampek (pengolahan sawah persiapan tebar benih), kegiatan yang dilakukan untuk bermunajat kepada Tuhan Yang Maha Esa agar masyarakat terhindarkan dari bala' atau mala petaka. Kegiatan yang diisi dengan membaca ayat-ayat Alquran, zikir, dan do'a itu kemudian ditutup dengan makan bersama. 

Baca juga : Tradisi Tunggu Tubang terhadap Masyarakat Semende

Tradisi semua itu hanya melambangkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah diberikan kenikmatan dalam hidup dan pengamalan terhadap sila sila pancasila. 

Pengamalan sila ke 1, bahwa masyarakat kota Tuban mempercayai bahwa Tuhan itu ada dan yang telah memberikan semua rahmat dan kesehatan sehingga melakukan bentuk rasa syukur. 

Pengamalan sila ke 2, bahwa bumi ini hari selalu kita jaga seperti menjaga laut, tanah yang harus tetap subur, karena manusia harus memiliki adab. 

Pengamalan sila ke 3, masyarakat Tuban telah melestarikan tata nilai tradisional bangsa dan mengangkat kerukunan antar sesama yang menciptakan rasa persatuan satu antar yang lainnya 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun