Mohon tunggu...
Zulfia Itsna Uswatun Hasanah
Zulfia Itsna Uswatun Hasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi S1 PGSD Universitas Negeri Semarang

Mahasiswa yang berusaha menulis untuk berbagi cerita sederhana, menggugah pemikiran, dan memahami lebih dalam tentang kehidupan, budaya, serta isu-isu sosial di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Siapa Sangka? Cerita Fantasi Ternyata Mampu Mengubah Cara Anak Mengelola Emosi! Penasaran? Temukan Rahasianya di Sini!

2 Desember 2024   09:34 Diperbarui: 2 Desember 2024   10:17 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://pixabay.com/id/illustrations/buku-tumpukan-anak-anak-cerita-6518399/

Sumber: https://images.app.goo.gl/Y67VPKhqZwFqVexh6
Sumber: https://images.app.goo.gl/Y67VPKhqZwFqVexh6

Dengan mendorong anak terlibat dalam bercerita, baik sebagai pendengar maupun pengisah, mereka bisa belajar mengekspresikan perasaan mereka sendiri dan memahami perasaan orang lain. Ini bukan cuma seru, tapi juga memperkuat ikatan emosional antara anak dan orang tua atau pengasuh. Bayangkan betapa menyenangkannya saat anak merasa didengar dan dipahami!

Oleh karena itu, penting banget bagi orang tua dan pendidik untuk merangkul metode bercerita sebagai salah satu pendekatan dalam pendidikan emosional. Dengan pendekatan yang tepat, bercerita bisa jadi alat yang sangat efektif untuk membantu anak-anak mengembangkan keterampilan emosional dan sosial yang mereka butuhkan untuk menghadapi berbagai tantangan dalam hidup.

Jadi, yuk kita manfaatkan potensi luar biasa dari cerita untuk mendidik anak tentang pengelolaan emosi! Dengan begitu, mereka bisa tumbuh menjadi individu yang mampu mengelola emosi dengan baik dan berinteraksi positif dengan lingkungan mereka. Jadikan bercerita sebagai jembatan yang menghubungakan hati dan pikiran anak-anak, sehingga mereka dapat tumbuh dengan rasa empati dan kecerdasan emosional yang tinggi. Seru banget, kan? Ayo, kita mulai bercerita, mulai petualangan bercerita dan saksikan bagaimana dunia mereka menjadi lebih kaya dan penuh makna!

Sampai jumpa sobat kompasiana!

Daftar Rujukan

Ummah, I. dan Pamuji. (2024). Strategi Positif dalam Mengatasi Tantrum Pada Anak Usia Dini. Student Scientific Creativity Journal, 2(4), 139-148.

Husnul, Sulasminah D. Usman. (2024). Analisis Upaya Guru dalam Menangani Perilaku Tantrum Siswa Autis di SLB Autis Bunda Makassar.

Dewi, N. N. D. P. T. (2020). Mengembangkan kecerdasan emosional anak usia dini melalui media gambar cerita berseri. Journal for Lesson and Learning Studies, 3(3), 362-369.

Khadijah, K., Putri, H. A., Akhiriyah, A. F., Nasution, A. Z., Pratiwi, E. S., Harahap, M. J., & Rahmawati, N. (2024). Mengembangkan Sosial Emosional Anak Melalui Metode Bercerita. Dewantara: Jurnal Pendidikan Sosial Humaniora, 3(3), 137-146.

Yusuf, R. N., Al Khoeri, N. S. T. A., Herdiyanti, G. S., & Nuraeni, E. D. (2023). Urgensi pendidikan anak usia dini bagi tumbuh kembang anak. Plamboyan Edu, 1(1), 37-44.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun