Dewi Lestari atau biasa dipanggil Dee merupakan seorang pecandu kopi yang dengan meminum kopi ia dapat membawa perubahan dalam kehidupannya.
Dewi Lestari adalah seorang penulis kelahiran 20 Januari 1976, kiprahnya di dunia perbukuan Indonesia, khususnya fiksi sangat tidak dapat disepelekan. Ia telah menerbitkan 13 buku yang semuanya menjadi best seller nasional. Selain menjadi penulis, Dee juga seorang penikmat kopi.
Menurut Dee, kopi sangat berkarakter karena itu ia sangat ingin mengembangkan tentang kopi tersebut. Ketertarikan nya ini membawa Dee untuk menulis berbagai hal tentang kopi sejak duduk dibangku kuliah. Hal ini dibuktikan Dee pada sebuah kutipan "Saya bikin waktu masih kuliah, kopi itu berkarakter bisa dicari analogi, bisa direnungkan, itu khayalan saya, saya ingin mengabadikan kopi dalam sebuah fiksi,"
Karakter dari kopi itulah yang menurut Dee sangat berpengaruh terhadap karirnya sebagai penulis. Salah satu karya fiksi Dewi Lestari yang sangat berkaitan dengan kecanduan nya terhadap kopi yaitu Cerpen Filosofi Kopi.
Cerpen ini dibuat Dee dari khayalan tentang kopi yang dianggapnya berkarakter dan bisa dikembangkan.Cerpen ini termasuk karya sastra populer, yang eksistensi mulai dikenal sejak tahun 2000-an. Sastra populer adalah karya sastra yang tujuannya untuk menghibur atau sebagai hiburan.
Sastra populer di zaman milenial seperti saat ini dapat kita nikmati dengan sangat mudah, kita dapat menemukan cerpen ini pada platform seperti : Ipusnas, Goodreads dan masih banyak media digital atau blog yang dapat digunakan.
Tidak hanya termasuk dalam sastra populer, cerpen “Filosofi Kopi” juga termasuk industri kreatif untuk penulisnya yaitu Dewi Lestari. Industri kreatif adalah aktivitas ekonomi yang terkait dengan penciptaan atau penggunaan pengetahuan dan informasi.
Cerpen ini ketika diterbitkan pada tahun 2006 menjadi karya fiksi, tidak disangka-sangka menarik perhatian banyak orang dan sangat populer di masyarakat luas.
Cerpen ini mendapat banyak penghargaan seperti : karya sastra terbaik tahun 2006 oleh majalah Tempo dan Pada tahun yang sama Filosofi Kopi dinobatkan menjadi 5 besar Khatulistiwa Award kategori fiksi.
Tidak berhenti hanya sampai disini, cerpen ini bahkan diadaptasi menjadi film layar lebar pada tahun 2015 dengan 200 ribu penonton dan mendapatkan banyak penghargaan seperti : Indonesia Choice Award untuk Movie of the Year (2016), World Premiere Film Festival untuk Best Ensemble Performance (2015), Pemenang Festival Film Bandung untuk Kategori Penulis Skenario Terpuji (2015) dan masih banyak lagi penghargaan yang didapatkan dari film Filosofi Kopi yang diadaptasi dari cerpen Filosofi Kopi tersebut.
Sangat luar biasa eksistensi cerpen Filosofi Kopi hingga diadaptasi ke film layar lebar. Namun ternyata film Filosofi Kopi masih belum puas dengan satu film tersebut, pada tahun 2017 tayang kembali film Filosofi Kopi 2 : Ben & Jody dan meraih kesuksesan yang sama dengan film Filosofi Kopi pertama.