Mohon tunggu...
zulfa zet
zulfa zet Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Meriangnya Harga BBM

14 April 2015   18:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:06 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“  MERIANGNYA HARGA BBM”

Terhitung sejak Sabtu, 28 Maret 2015 kembali harga BBM melonjak naik, pasalnya belakangan ini nilai tukar rupiah yang melemah dan juga minyak dunia yang juga meningkat naik.  Dan seperti biasanya penetapan harga BBM yang mengikuti mekanisme pasar maka sebab itu terjadi ketidak jelasan perekonomian di Indonesia. Seperti yang terjadi saat ini melonjaknya harga BBM mempengaruhi harga kebutuhan pokok atau trasportasi yang melonjak naik pula namun disaat harga BBM turun harga kebutuhan pokok dan lainya tidak ikut turun ini menyebabkan ketitak stabilan ekonomi Indonesia.

Seharusnya pemerintah harus bisa lebih bijak lagi dan pengkhususan dalam mengontrol harga akibat kenaikan BBM. Dan hal ini menyebabkan kesenjangan sosial, pasalnya kenaikan BBM ini mempengaruhi harga lainya merangkak naik. Namun apabila dengan melonjak nya harga BBM yang menyerap tenaga kerja khususnya pada masyarakat kalangan menengah kebawah, maka daya beli masyarakat akan mengalami penurunan. Apalagi, harga BBM bisa membawa dampak kenaikan yang cukup singifikan terhadap beberapa barang dan jasa lainya.

Dihapusnya subsisdi untuk BBM jenis prenium dan memberikan subsidi tetap untuk BBM solar, lalu mengalihkanya untuk pembangunan  infrastruktur penunjang namun hal ini tidak seimbang.  Dikarenakan penghematan dari hasil subsidi BBM tidak sebanding dengan biaya yang dianggarkan untuk biaya infrastuktur penunjang untuk sektor energi sendiri. Pembangunan untuk sektor energi saat ini adalah sangat signifikan untuk ketahanan energi jangka panjang. Dengan adanya perubahan di APBN, ada penghematan sekitar 150 triliun. Namun bila kita mati untuk bangun infrastruktur, pembangunan pelabuhan, airport, dan salah satunya ke sektor sumber daya mineral, energi dan juga PLN yang dianggarkan 15 triliun, padahal angka penghematan dari subsidi adalah 150 triliun. Sangat jauh sekali.

Seharusnya pembangunan infrastruktur  sektor energi sangat penting untuk diperhatikan. Karna sektor   energi merupakan sektor vital untuk keberlangsungan sebuah negara. Secara faktanya setiap tahunnya angka BBM naik hingga 33% seharusnya hal ini bisa membuat longgarnya ruang fisikal, namun apa yang kita lihat saat ini? Ruang fisikal malah turun. Sebenarnya kemana larinya dan apengurangan subsidi BBM? Yang ditemukan hanya belanja pegawai  dan belanja barang pemerintahan pusat, tak ditemukan bukti kenaikan harga BBM dugunakan untuk pengalihan subsidi dari sektor komsumtif ke sektor produktif.

Seharusnya Mastarakat mengambil sikap tegas untuk menolak kebijakan pemerintah berkaitan dengan leberasasi harga BBM hal ini dikarenakan perekonomian rakyat yang semakin turun, dan tak ada bukti jelas selama ini dengan dinaikannya harga BBM. Mohon meninjau ulang kenaikan BBM dan menstabilkan harga bahan pokok serta transportasi lalu memperjelas bukti konkrit penggunaan dana yang digunakan dari sunsidi BBM.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun