Mohon tunggu...
zulfa wati
zulfa wati Mohon Tunggu... Penulis - One Action for Unlimited Contribution

Menulis adalah sebuah nafas yang secara continu bergerak dengan dinamis dan fluktuatif. Yang terpenting dalam diri ini adalah menjaga stable and balanced untuk terus menulis. Menulis penting! Ingat pepatah "Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, namun satu tulisan mampu menembus ribuan bahkan jutaan kepala." Sayid Quthb

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Dibalik "Gerobak Ronde" untuk Kehidupan Sejak Kemerdekaan

31 Desember 2022   19:47 Diperbarui: 31 Desember 2022   19:59 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kata wedang ronde memang tidak asing, berupa minuman seduh jahe yang dipadukan dengan racikan beberapa bahan-bahan khas. Keberadaan wedang ronde rasanya sudah melegenda sejak zaman dahulu, dan diminati oleh banyak kalangan masyarakat, selain rasanya yang nikmat dan hangat namun harganya juga bersahabat. Bagi beberapa orang berjualan wedang ronde menjadi salah satu sumber kehidupan. Tidak terkecuali simbah satu ini. 

Namanya Mbah Giyatno. Keseharian beliau adalah berjualan wedang ronde. Beliau menekuni profesi ini sudah sejak tahun 1979. Uniknya sejak tahun 1979 sampai saat ini beliau berjualan dengan menggunakan gerobak kayu. Beliau berjualan mulai dari pukul 06.00 WIB berkeliling menuju pasar sapi Purwantoro yang jaraknya kurang lebih sekitar 4 km dengan jalan kaki dan pulang menjelang sore sampai dagangan habis. 

Awalnya Mbah Giyatno berjualan setiap hari, namun seiring dengan usia yang semakin lanjut kini Mbah Giyatno berjualan hanya di hari Pon saja. Pon menjadi hari pasaran di kecamatan Purwantoro, sehingga dijumpai banyak orang yang melakukan kegiatan jual beli baik ternak maupun hasil panen kebun. Di hari itu pulalah Mbah Giyatno dengan gerobak rondenya menjajakan wedang rondenya dengan besar harapan wedang rondenya habis sehingga mampu memperoleh uang sebagai sumber kehidupannya.

Proses pembuatan wedang ronde tidaklah mudah. "Ya kalau membuat wedang ronde harus bangun pagi-pagi sekitar jam 1. Kemudian mempersiapkan bahan-bahan seperti ketan, kacang tanah, gula merah, susu, roti, maupun jahe." pungkasnya (28/12/2022)

Bagi Mbah Giyatno bukan suatu hal yang perlu di keluh kesahkan dalam menjalani aktivitas dan profesinya sebagai penjual wedang ronde selama puluhan tahun. Yang terpenting adalah rasa syukur akan menambah nikmatnya hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun