Mohon tunggu...
Zulfaa Safinatun
Zulfaa Safinatun Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Maa Fii Qalbi Ghairullah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kritik Film 5 cm, "Impian yang Ditaruh 5 cm dari Depan Kening"

11 Maret 2021   03:31 Diperbarui: 11 Maret 2021   03:39 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu bulan kemudian

Seperti keinginan Ian sebelumnya dia sedang giat-giatnya mengerjakan skripsi. Lain cerita dari Zafran dan Arial yang masih berusaha mengejar mimpinya. 

Zafran berusaha mendekati Arinda yang masih bersikap datar, sedangkan Arial berusaha mendekati Indi, yang sering mengajaknya kenalan di tempat fitness. Sedangkan Genta dan Riani, keduanya sibuk dengan pekerjaan di perusahaan. 

Waktu terus berjalan, hari yang dinanti pun telah tiba. Mereka bertemu di Stasiun Pasar Senin, 14 Agustus pukul dua siang. Di tengah kegembiraan mereka di kereta, dengan sengaja Ian menjatuhkan sepucuk kertas yang berisi surat sidang skripsinya yang dia dapat dari Pak Sukanto setelah bertemu HRD waktu itu. 

Dengan gembira mereka mengucapkan selamat kepada Ian. Saking senangnya sampai-sampai Arial menghamburkan makanan ringan ke arah Ian dan anggota baru mereka-Arinda hanya tersenyum melihat kebahagiaannya. Setelahsehari semalam berada dalam kereta, dan sehari mereka menaiki Jeep. 

Akhirnya mereka sampai di Ranu Pane pada malam hari. Mereka mendirikan tenda di sekitar Ranu Pane dan keesokan harinya mereka telah siap mendaki puncak tertinggi di Jawa, Mahameru. 

Seperti yang dialami para pendaki pada umumnya mereka mengalami banyak rintangan. Dengan jalan setapak yang tidak selalu mulus membuat tungkai kaki kanan Zafran berdarah. 

Mereka juga kehabisan perbekalan, pendakian yang semakin mendekati puncak Mahameru pun membuat mereka kesulitan bernafas. 

Ketika mereka kembali mendaki pada jam dua malam setelah mengisi energi di Arcopodo tiba-tiba Arial menggigil yang membuat semua sahabatnya panik tak terkecuali Arinda, adiknya. 

Namun karena semangat kekuatan persahabatan mereka, mereka berhasil mendaki dengan memandang terbitnya matahari 17 Agustus, juga mengibarkan sang saka merah putih di puncak Mahameru.

Sebuah perjalanan penuh perjuangan yang membuat mereka semakin mencintai Indonesia. Petualangan dalam kisah ini, bukanlah petualangan yang menantang adrenalin, demi melihat kebesaran sang Ilahi dari atas puncak gunung. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun