Mohon tunggu...
Zulfa Ramadhani
Zulfa Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya menyukai hal yang berkaitan dengan sosial

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ketahanan Pangan Dalam Perspektif Islam : Hikmah Dari Peristiwa El-Nino

23 Desember 2024   19:23 Diperbarui: 23 Desember 2024   19:23 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PENUTUP

Halalan tayyiban juga menjadi salah satu bukti tentang integral dan holistiknya Islam dalam mengatur hal-hal yang baik bagi manusia dan kehidupannya. Islam juga menjadi sebuah tolak ukur bagaimana kita hanya memberi asupan yang terbaik lagi diridai oleh Allah Swt. Oleh karena itu, kita patut berbangga sebagai seorang muslim karena aturan-aturan yang berkenaan dengan pola makan, mutu makanan, kualitas makanan sangat ketat diatur dalam syariat Islam. Kebudayaan barat telah membuktikan bahwa negara-negara multipower seperti Amerika berjuang keras untuk menurunkan persentase obesitas.

 Bisa jadi, mereka dipengaruhi oleh budaya berlebih-lebihan (eksesif) dalam makan dan minum. Persoalan standardisasi halalan tayyiban bukan hanya mengenai menjaga makanan atau minuman agar tidak terkandung bahan-bahan yang diharamkan. Akan tetapi juga telah menjadi etika muslim dalam menentukan standar kualitas dan mutu makanan yang baik, memenuhi standar kesehatan, serta standar bagi sistem pengemasan serta etika lingkungan produsen penghasil makanan.

Dalam hal kesadaran, tampaknya Malaysia tengah berada di depan saat ini terkait undang-undang mengenai standardisasi produk halal. Malaysia dipandang oleh ahli ekonomi sebagai sebuah negara yang dinamis dan mengalami masa keemasan. Bisnis dan perbankan syariahnya jauh lebih kuat dan besar dari pada Indonesia. Soal standardisasi halal, Malaysia tidak main-main. Di Negeri Jiran itu kini telah tersedia pendidikan master di bidang Halal Food Analysis. 

Mereka juga telah menjalin kerja sama dengan berbagai departemen dalam mempromosikan serta mempermudah sertifikasi halal. Bahkan setiap tahunnya, telah diadakan pameran berskala internasional tentang potensi pasar halal global di Kuala Lumpur. Malaysia rupanya tengah bersiap untuk mengambil kesempatan ini dan bertindak tidak lagi sebagai konsumen, akan tetapi sebagai produsen. Malaysia tidak hanya bertindak sebagai penonton, akan tetapi sebagai pemain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun