Mohon tunggu...
zulfaniadrian
zulfaniadrian Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari ketenangan

Hidup dalam dingin Diam dalam gelap Bersahabat dengan bayangan

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

3 perspektif mengenai liburnya sekolah ketika Ramadhan

19 Januari 2025   12:20 Diperbarui: 19 Januari 2025   12:20 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ramadhan. Sumber: google.com

Ketika ramadhan sekolah libur, apa yang harus kita lakukan? Apa kita akan membiarkan anak-anak bermain gadget seharian?

Ya, baru-baru ini pemerintah telah memberikan pernyataan yang kontroversial terkait liburnya sekolah di bulan ramadhan. Mari kita mencoba untuk memahami keputusan itu dalam berbagai perspektif.

  1. Sebagai solusi kemacetan.

Mungkinkah pemerintah meliburkan sekolah di bulan ramadhan sebagai solusi kemacetan yang disebabkan oleh mudik?. Ya, mudik atau pulang kampung, merupakan kebiasaan umat muslim untuk kumpul bersama keluarga dihari raya idul fitri. Biasanya 1 minggu sebelum hari raya, mereka berangkat untuk berkumpul bersama keluarga di kampungnya.

  1. Penghormatan penuh terhadap bulan suci Ramadhan.

Sebagaimana yang kita ketahui, bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangat dimuliakan dalam agama islam. Seluruh umat muslim akan berpuasa pada bulan ini. Kendati demikian, saya rasa hal ini bukan merupakan alasan utama pemerintah untuk meliburkan proses belajar. Karena para siswa sudah terbiasa untuk belajar sambil berpuasa di bulan Ramadhan.

  1. Peluang memperdalam agama.

Jika sekolah di bulan Ramadhan ini benar-benar diliburkan, maka ini akan menjadi kesempatan bagi seluruh siswa untuk memperdalam keyakinan. Hal ini bisa dilakukan dengan menitipkannya ke pesantren, atau mengadakan pengajian yang khusus bagi para siswa. Pengajiannya bisa dilaksanakan di sekolah maupun di masjid. Selain membuat waktu lebih efektif digunakan, hal ini juga akan membuat para lulusan-lulusan pesantren lebih aktif dalam kegiatan bermasyarakat.

3 hal diatas tadi adalah kemungkinan mengapa keputusan itu bisa diambil.. bila ada yang memiliki perspektif lain silahkan isi di komentar ya...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun