Mohon tunggu...
zulfaniadrian
zulfaniadrian Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari ketenangan

Hidup dalam dingin Diam dalam gelap Bersahabat dengan bayangan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kebenaran vs Hoax: bagaimana membedakan keduanya di media sosial?

28 Desember 2024   16:48 Diperbarui: 28 Desember 2024   16:48 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source by: google.com

Jangan sembunyikan kebenaran dengan asumsimu!!...

Sebelum membahas lebih lanjut mari kita bahas apa itu kebenaran?.

Kebenaran, adalah konsep kompleks yang mempengaruhi kehidupan manusia. Aristoteles mengatakan "kebenaran adalah kesesuaian antara pikiran dan kenyataan". Kita bisa memahami dari perkataannya bahwa kebenaran yang sebenarnya meliputi subjek dan objek. Ketika anda bergantung pada subjek, maka kemungkinan kebenaran itu adalah kebenaran relatif. Sebaliknya, ketika anda condong kepada objek maka kemungkinan itu merupakan kebenaran mutlak.

Kebenaran Mutlak dan Relatif adalah dua konsep filosofis yang menjelaskan sifat kebenaran:

Kebenaran Mutlak

Kebenaran merupakan kebenaran yang tidak terbantahkan oleh apapun dan sampai kapanpun.

1. Universal: Berlaku bagi semua orang dan waktu.

2. Objektif: Tidak dipengaruhi oleh pendapat atau emosi pribadi.

3. Tidak berubah: Kebenaran ini tetap sama sepanjang waktu.

4. Dapat dibuktikan: Melalui logika, matematika, atau eksperimen ilmiah.

5. Tidak relatif: Tidak bergantung pada konteks atau perspektif.

Contoh:

- 2 + 2 = 4

- Hukum gravitasi universal

- Konsep matematika

Kebenaran Relatif

Meski masih termasuk kedalam bagan kebenaran, kebenaran relatif lebih condong kepada asumsi pribadi.

1. Subjektif: Dipengaruhi oleh pendapat, emosi, atau pengalaman pribadi.

2. Kontekstual: Bergantung pada situasi, budaya, atau waktu.

3. Berubah: Kebenaran ini dapat berubah seiring waktu.

4. Tidak dapat dibuktikan secara absolut: Melalui pengalaman, opini, atau persepsi.

5. Relatif: Bergantung pada perspektif atau konteks.

Contoh:

- Selera makanan

- Kebenaran estetika (keindahan)

- Nilai moral (berbeda-beda menurut budaya)

Perbedaan Utama

1. Objektivitas vs Subjektivitas

2. Universalitas vs Kontekstualitas

3. Ketergantungan pada waktu dan ruang

Bisa disimpulkan berdasarkan pernyataan diatas, bahwasanya kebenaran Mutlak dan Relatif memiliki perbedaan fundamental. Kebenaran Mutlak bersifat objektif dan universal, sedangkan Kebenaran Relatif bersifat subjektif dan kontekstual. Memahami perbedaan ini penting untuk memahami konsep kebenaran secara lebih mendalam.

Perlu kita ketahui, bahwa hal atau sesuatu yang sering kita anggap kebenaran itu hanyalah kebenaran refleksi, tidak termasuk kebenaran mutlak. Oleh karena itu, sebagai sesama manusia kita harus saling menghargai suatu perbedaan. Karena dengan memahami sesuatu dari berbagai persepsi lah yang akan mengubah kebenaran relatif menjadi kebenaran yang mutlak.

Apakah penting kita membahas kebenaran???

 Ya.. sangat penting. 

 Karena melihat banyaknya hoax yang bertebaran di media sosial, ataupun persepsi dari pengguna-pengguna media sosial yang memanipulasi para pembacanya. Hal itu akan sangat berbahaya bagi para anak muda yang belum tentu mampu untung menyaring informasi di internet. Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama menegakan kebenaran dengan belajar memahaminya.

Berikut merupakan langkah-langkah dalam mencari kebenaran di media sosial.

Berikut adalah langkah awal dan analisis konten untuk menganalisis kebenaran informasi di media sosial:

Langkah Awal

1. Periksa sumber: Pastikan informasi berasal dari sumber yang kredibel dan terpercaya.

2. Cari informasi lanjutan: Lakukan pencarian untuk memastikan informasi tersebut tidak hanya berdasarkan satu sumber.

3. Periksa tanggal: Informasi mungkin sudah kadaluarsa atau tidak relevan lagi.

Analisis Konten

1. Periksa fakta: Cari bukti dan data yang mendukung klaim tersebut.

2. Identifikasi bias: Perhatikan apakah informasi tersebut memiliki tujuan tertentu atau mempromosikan agenda.

3. Periksa logika: Pastikan argumen logis dan tidak berkontradiksi.

4. Perhatikan bahasa: Waspadai bahasa yang emosional atau provokatif.

Setelah kalian benar-benar yakin jika informasi itu merupakan sebuah kebenaran, barulah kalian boleh menyebarkan atau menerima informasi tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun