Nikmat secara bahasa adalah sesuatu yang enak. Sedangkan nikmat menurut istilah tasawuf adalah Sesuatu yang mendekatkan diri kepada Allah. Setelah mengetahui arti dari kata nikmat secara bahasa dan istilah saya yakin kalian melihat perbedaan yang sangat signifikan.
Namun sayangnya, kebanyakan orang memaknai kenikmatan secara bahasa saja, malah lebih mengkhawatirkan lagi orang yang mempersempit makna kenikmatan dengan bergantung pada 3 hal. Apakah kalian bisa menebak apa saja 3 hal itu? Ya, benar sekali, jawabannya adalah... harta, tahta, wanita. Dari sini terlihat jelas, mengapa cara kita dalam memaknai sesuatu itu sangat penting.
Ketika kita berbicara tentang kenikmatan maka jelas sekali kita tidak boleh memikirkan tentang rezeki saja. Kita juga harus berpikir tentang kesehatan, umur , dan nikmat lain yang sering kita lupakan.
Imam ibnu 'Athailah berkata dalam kitabnya:
من لم يعرف النعام بوجدانها عرفها بوجود فقدانها
Yang artinya: barang siapa yang tidak mengetahui kenikmatan, ketika nikmat itu ada padanya, maka ia akan mengetahui ketika nikmat itu telah hilang pada dirinya.
Mari kita perhatikan kata demi kata yang terdapat didalam perkataan tersebut. Disana menggunakan kata عرف tidak menggunakan kata علم sedangkan keduanya sama-sama bermakna mengetahui. kira-kira apa alasannya ya? Mari kita bahas...
Lafadz عرف memiliki makna mengetahui yang lebih detail. Mungkin lebih mudah juga jika dimaknai dengan kata mengenali... Sedangkan lafadz علم memiliki pengetahuan yang lebih terbatas.
Ini merupakan faidah dalam penggunaan suatu kata.
Selanjutnya mari kita bahas arti dari perkataan tadi..