Apa yang luar biasa dari musik dangdut dibandingkan genre musik yang lain? Mungkin salah satunya adalah keluasan tema yang dapat digarap untuk menjadi lagu. Tidak melulu jatuh cinta atau patah hati seperti segala hal yang nge-pop itu, dangdut adalah semesta yang lain.
Pernahkah Anda mendengar ada musik Jazz yang konon identik dengan mereka yang berpendidikan, atau mungkin blues, memiliki lagu dengan tema siksa kubur? Seperti yang menjadi hits andalan dari Ida Laila.
Dalam lagu "Siksa Kubur", Ida Laila dengan gamblang dan tanpa tedeng aling-aling menggambarkan siksa kubur.
Dalam lagu ini dijelaskan bahwa terdengar rintihan dan juga tangisan dari dalam kubur bagi insan yang berdosa saat ia hidup. Bahwa si pendosa itu bahkan mengalami yang namanya dihimpit bumi alias "digencet"sampai tulangnya hancur lebur dan juga gosong karena terbakar oleh api.
Misal yang lain, kita ambil contoh lagu "Melanggar Hukum" yang sering dibawakan di acara resepsi perkawinan di Kalimantan Selatan. Tema yang diangkat dalam lagu ini menggunakan sudut pandang seorang pelakor. Sebuah tema yang kemungkinan besar juga tidak akan terpikirkan untuk digarap dalam genre musik lain.
Dalam lagu "Melanggar Hukum" bahkan si pelakor seakan berani mempertanyakan--bahkan menggugat--tatanan yang ada, seperti yang bisa kita temukan dalam lirik lagunya yang berbunyi, Apakah aku telah melanggar hukum? Jika mencintai suami orang lain.
Kemudian di lagu yang lain, seperti dalam lagu "Alamat Palsu" yang dipopulerkan oleh Ayu Tingting. Tema yang dibawakan adalah kekecawaan seorang kekasih yang tidak bisa bertemu dengan kekasih hatinya--yang ternyata sudah memberinya sebuah alamat palsu--berarti ia telah dibohongi selama ini. Dan lebih dari itu, kebohongan si kekasih yang telah memberikan alamat palsu juga berindikasi bahwa sesungguhnya ia adalah seseorang yang tidak setia.
Lalu ada lagu yang menawarkan tema yang sedikit ganjil, tapi ternyata malah sukses disukai banyak orang. Misalnya adalah "Ratapan Anak Tiri" yang menjadi salah satu hits andalan Mama Iis alias Iis Dahlia ini.
Konon suatu karya tidak lahir dari kekosongan. Ia adalah respon terhadap keadaan saat karya itu diciptakan. Maka, para pendengar pasti paham bahwa lagu "Judi" dari Bang Haji Rhoma Irama itu adalah respon beliau terhadap mereka yang gila judi, mereka yang kehilangan produktifitas, menggadaikan harta milik sendiri--bahkan milik keluarga, seperti yang kembali marak saat ini yaitu judi slot.
Seperti segala mahakarya yang lahir di muka bumi ini, ia selalu bertahan terhadap gilasan waktu, ia selalu aktual, ia selalu bisa dinikmati kapan saja. Dan begitulah lagu "Judi" yang senantiasa bisa dengarkan kapan saja. Lagu "Judi" juga menunjukkan kepiawaian musik dangdut sebagai genre dan Bang Haji sebagai seorang musisi, karena memasukkan semacam "cabikan" bunyi gitar yang kentara sekali seperti dalan musik Rock.
Dangdut dan keluwesan mereka dalam menggarap tema dan musik, mungkin adalah kunci utama kenapa mereka yang kerap dilabeli "kampungan" tetap bertahan meski terus digerus zaman. Pula, mungkin ini juga sudah menjadi rahasia umum ketika bunyi suling dan gendang dimainkan, sulit untuk untuk membuat para pendengarnya tidak bergoyang--bahkan mereka yang kerap menganggap dangdut itu musik yang kampungan.