Dewasa ini jalan merupakan infrastruktur yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat secara umumnya. Memang tidak bisa kita pungkiri bahwa akses jalan merupakan sarana untuk mendukung segala kegiatan masyarakat daerah tersebut. Hal ini dapat dibuktikan dengan sebagian besar warga yang tinggal dikecamatan Labuapi merupakan penduduk yang mempunyai mata pencaharian di Kota Mataram baik sebagai Pegawai Negeri Sipil maupun sebagai Pegawai Swasta. Jalan utama untuk mendukung masyarakat sekitar tentunya jalan yang berada di Desa Perampuan yang sebelumnya merupakan jalan yang ditempati sebagai pasar tradisional.
Seperti yang banyak diketahui masyarakat bahwa jalan tersebut juga merupakan jalur yang dilewati oleh truk pengangkut pasir maupun truk pengangkut batu yang sedang mengerjakan jalan alternatif yang menghubungkan antara Gerung dengan Lingkar Selatan. Muatan berat yang dibawa truk yang melintasi Perampuan diduga kuat sebagai penyebab rusaknya akses jalan tersebut.
Dilihat dari kacamata masyarakat jalan tersebut memang merupakan jalan utama bagi masyarakat Labuapi untuk menuju Kota Mataram dalam melakukan segala aktivitas sehari-hari. Beberapa waktu lalu akses Jalan antara Perampuan,Lobar-Kota Mataram sempat diblokir warga setempat, hal tersebut disebabkan akibat warga setempat gerah terhadap jalan yang selalu menampung genangan air ketika telah tiba musim penghujan. Rusaknya jalan tersebut merupakan imbas dari proyek pembangunan jalan yang menghubungkan antara Gerung menuju Liingkar Selatan. Dari kejadian ini warga sekitar menyayangkan tidak adanya pertanggung jawaban dari pihak kontraktor yang secara penuh telah menggunakan jalur tersebut.
Semestinya sebagai pihak yang dipersalahkan oleh masyarakat, kontraktor mestinya harus mempunyai kesadaran tinggi dalam mempertanggung jawabkan kesalahan yang telah diperbuat. Pemerintah juga sebagai pihak yang mempunyai kewajiban untuk mengontrol berjalannya proyek tersebut semestinya bisa memprediksi sisi positif dan negatif dari berjalannya proyek tersebut.
Jarak beberapa hari setelah pemblokiran terlihat beberapa alat berat sedang mengerjakan perbaikan jalan yang rusak tersebut. Hal tersebut dilakukan pemerintah dikarenakan dianggap mematikan kegiatan-kegiatan disegala bidang. Untuk dibidang budaya jalur tersebut memang biasa digunakan sebagai jalur untuk melakukan kegiatan Nyongkolan/Kecimolan warga sekitar. Dalam kegiatan pendidikan sebagian besar siswa-siswi kecamatan Labuapi juga berstatus bersekolah di Kota Mataram.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H