Mohon tunggu...
Zulfan Ajhari Siregar
Zulfan Ajhari Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis Buku

Penulis beberapa buku sastra kontemporer, sejarah dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Medan

Mari Berikan Apresiasi kepada Nelayan Panipahan Menyelamatkan Ikan Paus Terdampar Sekarat

23 Mei 2023   09:06 Diperbarui: 23 Mei 2023   15:17 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Medan. Sumber ilustrasi: TRIBUNNEWS/Aqmarul Akhyar

Dari pembicaraan tersebut, terungkap, berdasarkan informasi nelayan yang ada. Beberapa tahun sebelumnya masyarakat menemukan Kerangka Ikan,yang diperhitungkan adalah Ikan Paus, yang belum terlalu besar. Warga menemukan Kerangka Ikan Paus itu, di Muara Sungai Situkang. Muara Sungai Situkang, ada diantara Tanjung Bangsi dengan Panipahan. Muara Si Tukang, termasuk kawasan mangroef yang luas, wajarlah kemungkinan ketika Anakan Paus itu terdampar, tidak seorang nelayanpun menemukannya karena kawasan itu, jarang dimasuki. Dan ketika ditemukan Ikan Paus muda itu, sudah dalam keadaan tinggal tulang belulang.

         Siapa yang bisa menyesalkan keadaan itu, kalaupun Ikan Paus Muda tersebut, adalah Ikan Paus yang pernah penulis dan rekan-rekan temukan di Tanjung Bangsi itu, merupakan salah satu dari dua anak Ikan  Paus tersebut. Penulis terpikir, yang tersisa kini tinggal satu ekor. Sementara Induk mereka entah dimana, mungkin saja dua ekor anak paus tersebut, adalah Ikan yang tersesat dari kawasan Laut lain, tanpa Induk mereka.

         Saat ini, kembali lagi ingatan saya menyibak tabir waktu, ke hampir dua puluh tahun silam, sewaktu penulis dan kawan-kawan menyaksikan dua ekor anak Paus sedang bermain-main di Tanjung Bangsi.Sementara dari lima rekan-rekan sejalanan ketika itu, tiga orang sudah tiada. Tinggallah penulis Zulfan Ajhari Siregar, yang tetap mengharungi waktu, bersama satu lagi rekan  yang sudah berada di Kisaran, Rusli Nasution. 

Mendegar adanya kecekatan Nelayan Pribumi menyelamatkan Ikan Paus yang terdampar itu, ada keharuan yang menyelinap dalam hati, dan kenangan kepada masa lalu, sembari menyimpulkan. Kemungkinan besar, Paus yang terdampar itu adalah satu-satunya yang tersisa dari anak Paus yang pernah kami temukan dahulu.Bisa saja dia sudah mengembara kesana kemari, dan teringat habitat masa lalunya, dan mencoba kembali lalu dia terdampar. 

Nasib saja dia bertemu manusia, justru insan manusia yang masih punya hati, dan menghargai kekayaan alam karunia Tuhan ini, dia diselamatkan.. Sayang saya tidak punya banyak kekuatan materi untuk mencari dan menyematkan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada para nelayan tersebut, namun begitupun.Kalau ada waktu dan ijin Tuhan, dalam usia yang sudah lanjut ini, saya akan menyempatkan diri ke Panipahan. 

Saat ini saya sedang berusaha menghubungi Rekan-rekan dan Saudara disana, untuk mencari tahu siapa saja nelayan yang menyelamatkan Ikan Paus tersebut.Kebetulan tidak terlalu jauh,   tempat tinggal saya saat ini di Rantauprapat, berjarak tempuh hanya sekitar empat Jam ke Panipahan, kalau musim Kemarau. 

Satu-satunya jalan yang bisa dilintasi melalui jalur darat ke Panipahan Rohil Riau itu, adalah dari Kabupaten Labuhanbatu, Kabupaten dimana saya berada. Dari Panipahan menuju Ibukota Kabupatennya Bagan Siapi-api, hanya bisa ditempuh melalui jalur perairan Laut.Dalam usia tua ini, saya masih tetap berusaha, ber infrofisasi dalam berbagai aktifitas yang bermanfaat. 

Penulis berbahagia dalam setiap langkah berbagi, kepada setiap makhluk yang membutuhkan kehadiran penulis, apalagi untuk yang namanya makhluk sesama manusia. Dan atas kepedulian itu, saya merasa tertolong oleh Alam atas kebesaran Tuhan, sepuluh orang putra-putri penulis, tujuh orang berhasil penulis tempa melalui Perguruan Tinggi, walaupun perekonomian saya  selalu terbatas. Dan penulis katakan kepada Putra-putri saya , selalulah sadari, ada yang mengamati kehidupan ini, setiap saat.  

         

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Medan Selengkapnya
Lihat Medan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun