Para Pegawai Gigit Telunjuk, Pegawai Honor upahnya macet, beda dengan pihak DPRD Labuhanbatu, walaupun kondisi Kas Daerah Labuhanbatu sedang semaput, dan Pendapatan Asli Daerah tidak maksimal, yang enggak kebahagian TPP cukup Pegawai saja. Anggota DPRD Honornya lancar-lancar saja.
Situasi yang terjadi dalam hal refocusing, sebenarnya hanya bersifat pengalihan Anggaran dari Kegiatan Non Covid 19, ke Kegiatan yang berbasis Covid 19 itu. Akan tetapi sektor Pengeluaran berbau Covid 19, itu lebih kental melalui Pos-pos tertentu. Hal ini juga perlu diawasi secara ketat, bau-bau semacam yang terendus di Kemensos sepertinya, bukan bau aneh untuk Kabupaten Labuhanbatu. Hanya saja masih ada bau Minyak Angin yang menghempang hidung, sehingga bau iidak sedap tersebut terendus jadi lain baunya, begitu juga sumber bau tersebut selalu dilupakan. Refocusing, adalah istilah yang kini membuat ngantuk para penyelenggara SKPD Labuhanbatu. Karena sebahagian kegiatan tersendat, atau bungkam sama sekali. Lain lagi halnya dengan para Pengurus Ormas di Kabupaten Labuhanbatu, yang mulai ngomong-ngomong akan unjuk rasa, bila saja DPRD Labuhanbatu tidak mau tunduk kepada aturan refocusing, sementara para Ormas dan LSM, sudah Refo Tujuh Keliling, alias enggak bisa apa-apa, disebabkan Dana Hibah Tidak ada.****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H