Mohon tunggu...
Zulfa MuasarohBinti
Zulfa MuasarohBinti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya Zulfa, mahasiswi jurusan Perbankan Syariah

Saya Zulfa, mahasiswi jurusan Perbankan Syariah di salah satu PTKIN di Malang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sakramen Baptis untuk Umat Khatolik, Awal Menjadi Anggota Gereja Sesungguhnya

18 Maret 2022   00:20 Diperbarui: 18 Maret 2022   00:23 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto kami bersama Pastor selepas wawancara usai/dok pribadi

Banyak hal yang baru saya ketahui pasal agama khatolik ketika saya lakukan wawancara tempo hari. Saya tahu bahwa khatolik benar-benar berbeda dengan protestan. Mereka menganut stratifikasi paus-uskup-pastor. Khatolik mempercayai Paus, pemuka agama tertinggi dalam agama tersebut yang kini menjabat sebagai kepala negara Vatikan. Seorang pastor tidak diperbolehkan mengikat hubungan pernikahan. Ia diperbolehkan menikah ketika memutuskan untuk keluar dari umat gereja. Ada beberapa upacara yang dilakukan seseorang untuk menjadi umat. Sakramen baptis. 

Sakramen baptis dibagi menjadi dua, yaitu baptis dewasa dan baptis bayi. Pastor Yoris menyebutkan kebanyakan ia membantu memimpin sakramen baptis dewasa. Selepas seseorang mendapat kesempatan baptis, untuk pertama kalinya ia akan menjadi anggota gereja. Ia diperbolehkan mengikuti sakramen-sakramen lain. 

Wawancara terus berjalan hingga tanpa sadar kami telah menghabiskan waktu hampir satu jam lamanya. Bersama Pastor Yoris yang ramah dan rendah hati, kami dapat banyak informasi yang dapat membawa kami untuk membangun tembok toleransi tinggi. Kami sadar bahwa apapun agama yang mereka anut, mereka diajari untuk menghormati satu sama lain. Agama apapun itu, pasti akan membantu apabila ada umat lain yang tersandung. 

Dasar ajaran setiap agama adalah sama. Menjaga rukun serta hubungan antar manusia. Kami bersyukur sebab diberi kesempatan untuk mengetahui dasar agama khatolik. Kami cukup tau beberapa hal tersebut sehingga kedepannya kami dapat hidup berdampingan tanpa adanya rasa iri dan dendam.

Foto kami bersama Pastor selepas wawancara usai/dok pribadi
Foto kami bersama Pastor selepas wawancara usai/dok pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun