Mohon tunggu...
Zulfa Liswanti
Zulfa Liswanti Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Ibu RT

Menuangkan isi pikiran sebatas kemampuan di usia yang terus menua

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Membuang Angan

13 Januari 2025   22:55 Diperbarui: 13 Januari 2025   22:55 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ibuku kurang suka dandan

Hanya memoles wajah dengan sedikit bedak

Tanpa ada pewarna bibir

Tapi bagiku beliau selalu cantik

Terserah menurut orang lain

...

Ayahku biasa saja

Sederhana dan  perhatian

Tidak pemarah jika berdebat

Tidak juga mendendam

Tapi entahlah bagi mereka

...

Dunia fana dengan tingkahnya

Ada jujur dan dusta

Ada yang suka mempermainkan cinta

Dibuat-buat tak bertegur sapa

Hingga ikhlas melepaskannya

...

Kini kau telah bahagia

Namun langit kita masih sama

Hebatnya kau telah di istana

Tersenyum tanpa beban di kepala

Liku-liku cerita ini akan kuingat selamanya

...

Betapa beruntung  si  cantik

Betapa beruntung  si kaya

Betapa beruntung  sang idola

Betapa beruntung  dia

Perjuanganmu sejak sekolah menengah pertama tak sia-sia

Di Perjalanan, 13 Januari 2025

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun