Mohon tunggu...
Zulfa Liswanti
Zulfa Liswanti Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Ibu RT

Menuangkan isi pikiran sebatas kemampuan di usia yang terus menua

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ibu, Maafkan Aku

22 September 2024   00:43 Diperbarui: 22 September 2024   00:47 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berawal dari senyum indah

Berbicara santun dan ramah

Kala dia datang ke rumah

Rasanya aku dapatkan berkah

...

Kujatuhkan pilihan padanya

Teman hidup dalam suka dan duka

Susah senang dijalani bersama

Itulah janji setia yang harus dijaga

...

Namun badai datang menerpa

Katanya ibuku membuatnya terluka

Tuduhan itu tak bisa kuterima

Bagaimanapun ibu bagiku membuka pintu surga

...

Terkadang aku terjaga di malam buta

Mengapa bencinya tak kunjung reda

Seperti takkan merasakan tua

Dinasehati malah muncul kata kotornya 

...

Ibu, maafkan aku

Aku dilanda dilema

Cintaku padamu sepanjang masa

Tapi ternyata dia tak suka

...

Dalam hatiku bertanya

Mengapa hatinya berlumur noda

Merasa selalu sempurna

Kutahan diri berharap masuk surga

...

Di Perjalanan, 22 September 20241

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun