Mohon tunggu...
Zulfa Liswanti
Zulfa Liswanti Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Ibu RT

Menuangkan isi pikiran sebatas kemampuan di usia yang terus menua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aslinya Demikian

23 Juni 2023   19:47 Diperbarui: 23 Juni 2023   19:52 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berbohong keseringan 

Bagaikan pakaian melekat di badan

Akhirnya menjadi kebiasaan

Hati buta hilang perasaan

...

Kejujuran tak abadi 

Hanya mengandalkan materi

Tega berbelit kata dan menyakiti

Nafsu menonjol nurani pergi

...

Bagaimanapun menyembunyikan

Yang busuk akan terkuak jua

Air susu dibalas air tuba

Selama ini sengaja berpura-pura

...

Tanpa merenung angkuhmu terkurung

Terkekang dalam jiwa nan hampa

Tidak mengejar malah memutar

Standar bahagiamu materi bukan budi

...

Ucapan selamat untukmu

Menjalani rentetan dusta

Dari awal hingga detik ini

Ada saatnya nanti koreksi diri

...

Di Perjalanan, 23 Juni 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun