Mohon tunggu...
Zulfa Liswanti
Zulfa Liswanti Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Ibu RT

Menuangkan isi pikiran sebatas kemampuan di usia yang terus menua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kelam

15 Juni 2023   23:29 Diperbarui: 15 Juni 2023   23:50 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tiada cahaya yang menerangi

Menyusuri lembah di malam kelam

Bulu kuduk berdiri ketakutan

Kaki ini tak sanggup melangkah

Seolah terpaku dan tertahan

...

Itulah cerita mimpi penuh misteri

Tidur dalam alunan jengkrik

Namun masih terasa sunyi

Diapit kelamnya malam tanpa bintang

Hati nan dibalut luka karena ulah rangkaian kata

...

Terkadang muncul jua pertanyaan hati

Mengapa begitu bodoh diri ini

Telah salah menjatuhkan cinta

Ternyata dalam rasa cinta ada luka

Karena selama ini hanya pura-pura

...

Teganya berdusta dan tak bersuara

Hatimu sesungguhnya terbuat dari apa

Menampar rasa yang sedang membara

Kau padamkan semua seketika

Kemewahan sebagai karunia Tuhan telah salah guna

...

Entah bagaimana akhirnya

Untuk bertanya saja sudah tak bisa

Memberi harapan luar biasa

Berbangga dengan kemewahan di tempat kerja

Selamat untukmu yang telah menyisakan duka

...

Tampunik, 15 Juni 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun