Mohon tunggu...
Zulfa Liswanti
Zulfa Liswanti Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Ibu RT

Menuangkan isi pikiran sebatas kemampuan di usia yang terus menua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jeratan Gurauan

28 April 2023   19:57 Diperbarui: 28 April 2023   19:59 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kisah ini begitu indah

Sekaligus memilukan

Ketulusan hatiku membahagiakan

Namun dustamu keterlaluan

...

Senyumannya menggodamu

Pesannya terbawa ke dalam mimpi

Dan akhirnya lupa daratan

Baiknya kau hitung judul dustamu

...

Mentor asmaramu sungguh piawai

Dan hatimu kini terpaut

Bagai kerbau dicucuk hidungnya

Sekali panggilan maupun pesan kaupun tiba

...

Semua ku maafkan

Namun takkan pernah kulupakan

Suatu saat  kau akan merasakan

Betapa sakitnya jika tersakiti

...

Tuhan yang akan mengingatkan

Kebiasaanmu menyakiti hati 

Dan kau juga akan merasakan tersakiti

Hingga air matamu tak terbendung lagi

...

Di Perjalanan, 28 April 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun