Mohon tunggu...
Zulfa Liswanti
Zulfa Liswanti Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Ibu RT

Menuangkan isi pikiran sebatas kemampuan di usia yang terus menua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Derita Tanpa Air Mata

18 November 2022   22:55 Diperbarui: 18 November 2022   23:22 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menjalani takdir 

Tanpa ada penyesalan

Bahagia telah dirasakan

Datangmu membawa berkah

Nikmat hidup mendekap kalbu

...

Apapun yang dirahasiakan

Tanggung jawabmu pada Tuhan

Kalaupun niat salah 

Dan dirimu banyak berulah

Suatu saat akan tersingkap

...

Ramah telah memudar

Seiring berjalannya waktu

Ilmu padi tak dipakai diri

Makin tua seperti kehilangan budi

...

Pilu tiada akan ditangisi

Walau derita dan lara menghantui

Ingat masa indah di awal dulu

Hanya sebagian cerita hidup

Mungkin akan dibagi ke anak cucu

...

Keringat tak dihargai

Terkadang malah dicaci maki

Sungguh  tak tahu diri

Sudah saatnya minta ampun

Waktu telah tersia-sia

...

Telinga ini mulai lelah

Mendengar kata tiada manis

Menengok tetangga hidup rukun 

Banyak impian dan harapan 

Begitu susah menata hati

...

Tampunik, 18 November 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun