Mohon tunggu...
Zulfa Liswanti
Zulfa Liswanti Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Ibu RT

Mencoba dan masih belajar menulis di usia yang terus menua

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Meledak

29 November 2020   09:18 Diperbarui: 29 November 2020   09:28 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mulut terdesak untuk melahirkan kata

Karena pendengaran telinga dan kegalauan hati

Hidup nyatanya memang menjalani waktu

Namun terkadang suasana sering menipu

*

Suatu waktu hati pasti kan bertanya

Sampai kapan pertengkaran hanya karena ide

Berbangga diri tiada habisnya

Atau mungkin hormon tubuh yang semakin berlomba

*

Nafsu serakah menemani diri

Hati dengki belum berhenti

Menyakiti sesama malah sebagai hobi

Nyenyak tidur orang selalu disoroti

*

Sungguh tak dimengerti

Hidup ibarat roda sering diremehkan

Datang kesakitan lalu mengingat Tuhan

Apa salahnya sebelum bertindak awali dengan renungan

*

Nafsu serakah akan menceburkan diri

Niat buruk pastinya kembali ke diri sendiri

Ada batasan yang harus ditaati

Meledak akan terjadi jika melenceng dari visi dan misi

*

Tampunik, 29 November 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun