Mohon tunggu...
Zulfa Liswanti
Zulfa Liswanti Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Ibu RT

Menuangkan isi pikiran sebatas kemampuan di usia yang terus menua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kandas

15 Januari 2019   20:43 Diperbarui: 15 Januari 2019   20:59 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rayuan embun yang menyejukkan

Menemani jiwa yang kasmaran

Dihadapkan pada pilihan

Berakhir dengan keputusan

*

Yang lama terbina akhirnya sebatas angan

Pergolakan hati menghampakan harapan

Pandangan pertama kandas di tengah jalan

Tak ada daya untuk mempertahankan

*

Kandas karena ucapan

Kandas karena perlakuan

Kandas tanpa penyesalan

Bermuara di perantauan cinta yang memukau

*

Mengarungi lautan cinta

Dengan dayung kekuatan jiwa

Menuju mahligai penuh aroma

Menyingkirkan bayangan menyiksa dari cinta pertama

*

Kandas membawa hikmah luar biasa

Jiwa terlatih karena tekanan cinta

Volume cinta mengecil dan sirna

Jika sudah ada tiada guna bermain mata  yang membawa siksa

*

Tampunik, 15 Januari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun