Mohon tunggu...
Zulfa Liswanti
Zulfa Liswanti Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Ibu RT

Menuangkan isi pikiran sebatas kemampuan di usia yang terus menua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Muara Luka

5 Desember 2018   05:56 Diperbarui: 25 April 2020   17:51 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Luka yang dirasa

Bisa bermuara pada dua peristiwa

Memaafkan atau dendam membara

Bisa membuat bahagia atau derita

*

Luka karena goresan kata

Sakitnya berbeda-beda

Tergantung yang merasakannya

Tergantung situasi jiwa saat menerima 

*

Luka yang ditambah luka

Tentu makin menganga

Sakitnya juga makin luar biasa

Tamparan luka menambah derita jiwa

*

Bekas luka

Berpotensi jua untuk kembali terluka

Jika benturan yang dirasa

Mendera dengan dahsyatnya

*

Tapi luka  yang bermuara bahagia

Pun pernah ada

Disatukan oleh rasa

Melupakan peristiwa lama

*

Muara luka itu antara suka dan duka

Fenomenanya beraneka rasa

Tergantung lukanya jua

Luka hati lewat kata atau apa saja

*

Luka hati 

Diobati agar tak menjadi-jadi

Dengan instropeksi diri

Sedari dini

*

Tampunik, 05 Desember 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun