Mohon tunggu...
Zulfa Liswanti
Zulfa Liswanti Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Ibu RT

Menuangkan isi pikiran sebatas kemampuan di usia yang terus menua

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Orang ke Tiga

4 November 2018   10:09 Diperbarui: 4 November 2018   10:31 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan berumah tangga melahirkan berbagai suka dan duka.

Bahagia yang nyata terkadang merupakan obat jiwa tiada terkira. Saling harga menghargai antar anggota keluarga adalah kunci utama. Tidak leluasa dan mampu menempatkan diri adalah hal yang harus selalu diperhatikan. Memerankan diri sebagai istri, suami, anak,  mertua, ipar dan keponakan sesuai dengan yang seharusnya.

Bahagia terkadang direnggutkan oleh beberapa pihak. Ada kalanya keponakan yang dibawa menumpang dengan keluarga kita membawa permasalahan. Suami / istri yang terlalu memperhatikan keponakan membuat suasana berantakan karena perbuatannya yang salah masih dipertahankan. Suami / istri bisa mengalah tentu semampunya.

Tetapi di saat tak bisa lagi membendung diri, suami /istri terpaksa mengambil keputusan. Tak sanggup menahan penderitaan pikiran. Apalagi jika keponakan telah mengalahkan posisi anak kandung yang harus diperhatikan. Jadi hal-hal yang harus dihindari jika kita tinggal di rumah keluarga kita adalah:

  1. Hindari leluasa 
  2. Jangan merasa diri harus selalu diperhatikan
  3. Lebih baik tinggal di kosan jika akan menimbulkan permasalahan
  4. Jujur dalam berkata
  5. Tidak menghasut 
  6. Peka dengan keadaan

Terkadang keponakan tak tahu aturan. Atau karena merasa tinggal di rumah paman , bibi atau keluarga lainnya, muncul keegoan, lupa diri dan tidak lagi seperti di awal yang selalu ramah, penuh basa basi dan sebagainya. Dengan arti kata lebih mandiri jika keadaan itu yang lebih baik. Berusaha dan berdoa di setiap usaha yang dilakukan. Menjaga silaturahmi itu butuh perjuangan .

Tampunik, 04 November 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun