Mohon tunggu...
Zulfa Liswanti
Zulfa Liswanti Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Ibu RT

Menuangkan isi pikiran sebatas kemampuan di usia yang terus menua

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sampai Kapan

1 April 2018   14:05 Diperbarui: 1 April 2018   14:16 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sampai kapan mempertontonkan tabiat

Sampai kapan mempertontonkan kelicikan

Sampai kapan anak cucu menanggung akibat

Sampai kapan berbuat demikian

Semua nikmat itu ujian Tuhan

Dalam suatu pelayaran kehidupan

Ada gelombang dan ujian

Sepantasnya untuk direnungkan

Terkadang badai datang menghadang

Angin bertiup kencang

Di tanah yang gersang

Semua harus dihadapi dengan hati lapang

Ketika nafsu dituruti

Tanpa kendali

Semua dilakoni

Keserakahan mengikuti

Sampai kapan energi diri

Untuk mengkhianati

Kepercayaan hati nurani

Tidakkah takut mati

Sampai kapan gejolak diri

Untuk hal - hal yang merugi

Anak cucu jangan diwarisi

Pikiran  busuk untuk hidupnya nanti

Warisan jangan dipertengkarkan

Ikuti aturan pembagian

Kebahagiaan itu bisa diwujudkan

Jika hidup bersandarkan iman

Tampunik, 1 April 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun