Mohon tunggu...
Zulfa Liswanti
Zulfa Liswanti Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Ibu RT

Menuangkan isi pikiran sebatas kemampuan di usia yang terus menua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kalah

17 Maret 2018   07:43 Diperbarui: 17 Maret 2018   08:03 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walau tak bisa diterima akal

Namun kemenangan milikmu

Luguku kau manfaatkan

Kerjamu kau nilai profesional

Aku dalam kepasrahan

Kuterima hinaan

Profesiku dipertanyakan

Melengganglah kesombongan

Kenyang perut

Tapi tidak kenyang jiwa

Apalah gunanya

Berbangga dengan kerja semrawut

Ada yang hobi menekan

Lalu mempermalukan

Bangga di dengar orang samping kiri kanan

Kelihatan otak berpikir menawan

Terkadang kita kalah peran

Diremehkan karena tampilan

Apa yang disampaikan 

Jadi bahan cemoohan

Bersyukurlah wajah tampan

Bersyukurlah wajah menawan

Berurusan lancar nian

Selalu ada penghormatan

Bersyukurlah wajah cantik

Banyak yang melirik

Berhias budi baik

Tentunya jadi menarik

Kalah berurusan karena gaya

Kalah berurusan karena harta

Kalah jadinya karena suasana

Itulah cerminan dunia yang fana

Tampunik, 17 Maret 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun