Mohon tunggu...
Zulfa Liswanti
Zulfa Liswanti Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Ibu RT

Menuangkan isi pikiran sebatas kemampuan di usia yang terus menua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jam-jam Tolol

22 Februari 2018   22:01 Diperbarui: 22 Februari 2018   22:17 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Entah berapa jam

Setiap harinya berhiaskan ketololan

Waktu terbuang tak bermakna

Gunjingan itu cepat populernya

Melampiaskan kekesalan dipertontonkan

Kamera siap dengan semua rekaman

Hasrat terwujud tanpa pertimbangan

Hinaan datang tanpa diundang

Haruskah ada jam -jam yang demikian?

Ketololan jadi tonjolan

Berbangga dengan jabatan dan peran 

Lupa diri akan masuk jurang

Nafsu lepas pengendalian

Setanpun mulai bergelantungan

Membantu proses yang diidamkan

Hingga tak sadar diri berkepanjangan

Jam-jam tolol dibanggakan

Caci maki dijalankan

Menyeruduk jadi kebiasaan

Tak terpikir lagi kebenaran

Jam-jam tolol  telah memberi mudarat

Akhirnya hidup berpeluang melarat

Selagi masih ada waktu untuk tobat

Saatnya hidup mencari berkat

Tampunik, 22 Februari 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun