Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) merupakan sebuah wadah berhimpunnya pada ahli ilmu dan rekayasan kebumian. Tentu bukan saja para ahli geofisika, akan tetapi ahli geologi, geodesi, meteorologi, oseanografi juga terhimpun dalam asosiasi ini. Kondisi ini menjadikan HAGI sebagai asosiasi profesi yang mumpuni dan aktif berperan dalam memahami dan memberikan solusi terkait dengan problematika kebumian di Indonesia. Baik itu energi, sumber daya mineral, lingkungan, dan mitigasi bencana kebumian.
Sebuah organisai yang lahir pada 1976 dan dalam usianya yang melewati angka 40 tahun, tentu HAGI sudah memiliki banyak pengalaman dan kontribusi dalam keberlajutan pembangunan Indonesia. Konsistensi penyelenggaraan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) HAGI merupakan salah satu kiprah HAGI untuk memajukan keilmuan geofisika dan ilmu kebumian terkait lainnya di Indonesia. Selain itu hadirnya Jurnal Geofisika sebagai wadah untuk mendokumentasikan tulisan-tulisan ilmiah secara berkala dan bereputasi. Serta tulisan populer dalam Majalah Resonansi sebagai wahana untuk edukasi dan memasyarakatkan ilmu kebumian kepada masyarakat umum.
Menapaki empat puluh tahun perjalanan organisasi HAGI, sudah pasti dibarengi dengan pergantian Presiden secara silih berganti setiap dua tahun kepengurusan. Bagi HAGI, Presiden adalah sebutan buat sang nahkoda yang memegang kendali kabinet HAGI selama dua tahun. Pemilihan Presiden HAGI melewati proses PILPRES secara demokrasi yang telah disepakati dalam AD/ART Organisasi HAGI.
Ada hal unik dalam proses pergantian pengurus HAGI. Prosesi pemilihan presiden berlangsung satu tahun sebelum pengurus yang sedang berjalan berakhir. Artinya, HAGI memiliki dua presiden dalam satu tahun, yaitu presiden yang sedang menjalankan roda kepengurusan dan presiden baru yang terpilih dalam pilpres meskipun belum melewati prosesi pelantikan. Kondisi memberikan nuansa positif, karena presiden yang baru terpilih bisa magang dan belajar dalam kabinet yang sedang berjalan sembari merancang susunan kabinet yang akan datang. Dalam proses ini yang muncul adalah harmonisasi suksesi keberlanjutan estafet organisasi HAGI. Tanpa friksi apalagi intrik-intrik politik.
2017 adalah tahun pilpres bagi HAGI untuk kursi presiden 2018-2020. Genderang pilpres sudah ditabuh sejak Mei 2017 yang ditandai dengan penjaringan Bakal Calon Presiden HAGI. Sampai akhirnya mengerucut pada beberapa kandidat yang nantinya berlaga di Pilpres HAGI.
Doktor Andri dan Doktor Haris adalah dua nama yang muncul kepermukaan dan dinobatkan sebagai kandidat presiden HAGI. Doktor Andri adalah Ketua Program Studi Teknik Geofisika ITB dan profilnya bisa dilihat di sini. Sedangkan Doktor Haris adalah Dekan Fakultas MIPA UI dan profilnya bisa dilihat di sini.
Kedua kandidat Presiden HAGI adalah sosok yang sangat mumpuni di bidangnya masing-masing. Dan tentunya bukanlah pendatang baru dalam organisasi HAGI apalagi dalam dunia geofisika di Indonesia. Kondisi ini tentunya menjadi hal yang tidak mudah bagi anggota HAGI untuk menentukan pilihan. Akan tetapi, suka dan suka setiap anggota HAGI yang memenuhi syarat harus memberikan pilihan pada dua kandidat Presiden HAGI mendatang.
Moment penting Pilpres HAGI berlansung di Ijen Suites Hotel Malang 25-28 September 2017. Pada event THE HAGI-IAGI-IAFMI-IATMI JOINT CONVENTION MALANG 2017 dengan topik "Natural Resources and Infrastructure Development for National Sovereignty". Event dua tahunan yang diinisiasi oleh beberapa asosisasi profesi yaitu HAGI, IAGI, IAFMI dan IATMI. Lebih lengkap tentang event ini bisa dilihat di sini.Â
Mulai debat kandidat secara terbuka, pencoblosan, verifikasi surat suara dan perhitungan suara. Perhitungan suara dari surat suara yang diterima panitia dilakukan pada Rabu, 27 September 2017 pukul 19.00. Ada 344 surat suara yang memenuhi syarat untuk diikutkan dalam proses perhitungan. Perhitungan dilakukan secara terbuka di hadapan semua anggota HAGI dan simpatisan. Hasil akhir memberikan komposisi suara dari 344 surat suara adalah 203 untuk Doktor Andri dan 139 untuk Doktor Haris serta 2 dinyatakan rusak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H