Mohon tunggu...
Zulfakriza Z.
Zulfakriza Z. Mohon Tunggu... Dosen - Dosen yang senang ngopi tanpa gula dan tanpa rokok

Belajar berbagi lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Dua Gempa di Ujung Sumatra

14 Maret 2017   23:11 Diperbarui: 15 Maret 2017   18:00 909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setidaknya ada dua kejadian gempabumi yang menggoyang Banda Aceh dan sekitarnya pada hari Selasa, 14 Maret 2017. Dua gempabumi yang terjadi pada lokasi, waktu dan kekkuatan yang berbeda. 

BMKG mencatat gempabumi pertama terjadi pada pukul 09.51 WIB pada koordinat 06.01LU, 92.16BT dengan kekuatan magnitudo 5.9 dan kedalaman sumbernya 10 km. Lebih kurang berselang 10 jam kemudian, gempabumi kembali menyapa. Kali ini BMKG mencatat gempabumi terjadi pada pukul 20.13 WIB pada koordinat 3.56LU, 95.45BT dengan kekuatan magnitudo 5.2 dan kedalaman sumbernya 78 km.

Bagi masyarakat Aceh secara umum, rasa goyangan gempa sudah menjadi hal yang biasa. Kondisi ini tentu dikarenakan seringnya kejadian gempabumi. Meskipun tidak bisa dipungkiri ada juga beberapa masyarakat yang panik disebabkan rasa trauma dari beberapa kejadian gempabumi yang merusak pernah terjadi sebelumnya.

Dua gempabumi yang terjadi pada Selasa (14 Maret 2017) merupakan gempabumi dengan mekanisme dan sumber yang berbeda. Gempabumi pertama yang terjadi pada pukul 09.51 dengan magnitudo 5.9 dikarenakan adanya aktivitas sesar geser di kerak samudera. Gempabumi jenis ini sering diistilahkan dengan sebutan outer rise earthquake. 

Gempa bumi ini tidak terjadi pada bidang kontak antara kerak samudera dan kerak benua pada zona subduksi. Akan tetapi terjadi akibat adanya tekanan yang berlebih pada bagian kerak samudera, dalam hal ini kerak samudera Indo-Australia. 

Posisi pusat gempabumi berada pada ujung utara punggungan tengah samudera yang dikenal dengan sebutan Ninety East Ridge (NER). Punggungan tengah samudera memiliki panjang sekitar 5000 km dengan lebar rata-ratanya sekitar 200 km. Proses terbentuknya NER ini adalah akibat adanya pergetakan kerak Samudera Indo-Australia yang bergerak dari Selatan ke Utara yang terjadi sejak 71 juta tahun yang lalu.

Gempabumi kedua yang terjadi pada pukul 20.13 dengan magnitudo 5.2 dikarenakan akibat proses penunjaman dua kerak bumi pada zona subduksi. Setelah kejadian gempa dan tsunami Aceh 2014 lalu, gempa-gempa jenis ini sering terjadi di lepas pantai barat Aceh. Terkadang kekuatannya mencapai magnitudo 6.5. Kondisi ini sangat dipengaruhi oleh adanya aktivitas post-seismic akibat gempa Aceh Desember 2004 lalu. Fase post-seismic diperkirakan masih terus berlansung dalam beberapa tahun ke depan.

BMKG mengkategorikan kedua gempa tersebut dalam Skala Intensitas Gempabumi (SIG) pada skala II. Skala ini artinya bahwa goncangan yang diakibatkan oleh gempabumi dirasakan oleh masyarakat, akan tetapi tidak menimbulkan kerusakan, baik ringan maupun berat.

Banda Aceh, 14 03 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun