Mohon tunggu...
Zulfa Izdihar
Zulfa Izdihar Mohon Tunggu... -

Suka nulis hal-hal yang menurut saya menarik.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Beli Barang Bekas, Kenapa Tidak? Ini Tipsnya!

30 Agustus 2017   19:35 Diperbarui: 31 Agustus 2017   04:02 3992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: hai.grid.id

Membicarakan barang bekas alias barang second hand memang tidak ada habisnya. Banyak orang yang berpendapat bahwa barang bekas biasanya dipatok dengan harga lebih murah dibanding barang yang baru. Faktor utama itulah yang membuat orang-orang tergoda untuk membeli barang bekas ketimbang beli yang baru.

Di Kota Malang sendiri banyak toko-toko barang bekas. Sebut saja baju, jaket, celana, peralatan rumah tangga, barang elektronik hingga gadget semuanya ada. Awalnya, saya sempat sangsi akan kualitas barang-barang bekas yang dijual saat pertama kali datang ke suatu toko bekas yang khusus menjual jaket, baju dan celana yang berlokasi di Jalan Telaga dekat Pasar Blimbing Malang. Sebab, kondisi barangnya mungkin sudah menurun karena dipakai pemilik terdahulunya. Oiya, saya menemukan toko bekas ini setelah searching sana-sini ke mbah Google hehe.

Niat saya memang ingin mencari jaket-jaket tebal agar saya tidak lagi kedinginan ketika harus pulang-pergi naik motor ke lokasi magang dari Malang-Batu sejak pagi hari hingga menjelang maghrib. Jaket-jaket yang ada di lemari saya tidak cukup tebal untuk mengatasi rasa dingin yang saya rasakan. Mengingat dompet saya yang lagi tipis, saya pun memutuskan untuk membeli jaket bekas. Saya sempat merasa sedikit malu karena orang tua saya mengajarkan untuk tidak membeli pakaian bekas karena dikhawatirkan membawa bakteri yang bisa membawa penyakit (walaupun sudah dicuci) dan umur pakaian yang sudah terlalu tua sehingga mempengaruhi kualitasnya. Tetapi saya sudah bertekad untuk berhemat dan tidak meminta uang kepada orang tua saya kecuali kebutuhan mendesak. Lagi pula, saya berniat akan mencuci jaket itu berkali-kali dan teliti soal kondisi jaket yang akan saya beli. 

Oke, lanjut. Selain alasan-alasan di atas (yang membuat saya ragu untuk membeli di toko barang bekas), saya juga cemas apabila ada kawan saya yang tahu jika saya membeli pakaian bekas. Saya akui memang ada sedikit rasa gengsi pada diri saya tetapi setidaknya saya tidak memaksakan dompet saya untuk membeli sesuatu yang menurut saya tidak terlalu mendesak. Uang untuk membeli jaket baru bisa ditabung untuk kebutuhan masa mendatang bukan?

Jadilah saya mantap berangkat ke lokasi penjual jaket bekas yang sudah saya sebutkan di atas. Sesampainya di sana, saya melihat banyak toko-toko berjejer yang menjual berbagai macam pakaian pria dan wanita dalam kondisi (tentu saja) bekas. Saya kira hanya ada satu penjual saja. Lalu saya pun mulai aksi penjelajahan dari satu toko hingga toko-toko lainnya. Di luar dugaan, ternyata kondisi pakaian-pakaian bekas yang dijual melebihi ekspetasi saya. Banyak pula pakaian-pakaian branded seperti Uniqlo, GAP, HnM dan lain sebagainya. Mungkin pakaian-pakaian bekas ini impor dari luar negeri yang dipasok ke negara-negara lain. Setelah melalui banyak pertimbangan, saya berhasil membawa pulang tiga jaket parka dan satu jaket tebal dengan kondisi 100% tanpa cacat dan super keren!

Hebatnya lagi, harga-harga yang dipatok oleh penjual masih bisa ditawar sesuai kemampuan dompet kita. Sudah hampir satu jam saya berkutat di daerah tersebut tetapi masih saja belum puas dan berniat untuk kembali lagi suatu waktu.

Saya secara pribadi menyarankan bagi pelajar dan mahasiswa di Kota Malang yang belum mempunyai penghasilan tetap dan ingin mencari jaket-jaket berkualitas lebih baik hunting saja ke sepanjang Jalan Tenaga karena banyak sekali jaket-jaket bermerek dengan kualitas yang bagus. Lumayan kan tidak menyusahkan orang tua hehe.

Berikut trik-trik saya ketika membeli pakaian bekas.

  • Jika ingin pergi ke toko bekas, pakailah pakaian yang sederhana dan tidak mencolok. Bila perlu pakai sandal jepit dan bukan sepatu. Toko-toko pakaian bekas biasanya tidak mencantumkan harga yang jelas sehingga penjualnya mematok harga sesukanya sesuai dengan penampilan calon pembeli. Jika calon pembeli berpenampilan 'wah', maka biasanya dipatok dengan harga mahal.

  • Perhatikan kondisi pakaian yang kita beli. Ada cacat atau tidak. Apakah kancingnya masih lengkap, resleting masih berfungsi dan tidak ada lubang atau sobek sedikit pun. Biar bekas tetapi yang penting kondisinya masih prima.

  • Pintar-pintar menawar. Penjual barang bekas biasanya ingin untung 100% bila perlu 200%. Jangan langsung mengiyakan harga yang dipatok oleh penjual secara semena-mena. Kalau bisa dapat jaket atau parka dengan harga sepuluh ribu kenapa harus bayar mahal?

  • Jangan stay di satu toko saja. Bila masih ada toko serupa di satu lokasi silakan hunting lagi. Ibaratnya seperti mencari harta karun di antara gundukan pasir. Barangkali ada yang lebih bagus dan lebih murah.

  • Suka model pakaiannya tetapi kebesaran? Tawar dengan harga serendah-rendahnya agar bisa memperkirakan harga jasa jahit untuk mengecilkan pakaian. Pengalaman saya, mengecilkan pakaian sekitar 5-15 ribu rupiah. Untuk mengecilkan celana bahan jeans biasanya dipatok 10-15 ribu.

Oh ya, jangan lupa merendam pakaian bekas dengan air hangat yang dicampur dengan deterjen. Rendam semalaman dan kemudian cuci bersih. Lalu balik pakaian dan jemur di bawah terik matahari. Insya Allah bakteri dan kuman yang mungkin menempel pada pakaian bekas langsung ngacir hehe.

Membeli barang bekas tidak ada salahnya. Syaratnya, Anda harus cerdas dan teliti dalam melihat kondisi barang bekas yang akan dibeli. Happy hunting people!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun