Mohon tunggu...
Zulfa Ika Mazida
Zulfa Ika Mazida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Content Creator

Zulfa Ika Mazida adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris UPI yang juga seorang content creator untuk topik edukasi belajar bahasa Inggris di media sosial.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pekan Menyusui Sedunia 2022, Tim KKN Tematik UPI Kampanyekan Pentingnya ASI Eksklusif untuk Cegah Stunting

9 Agustus 2022   16:23 Diperbarui: 9 Agustus 2022   16:40 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam rangka memperingati Pekan Menyusui Sedunia tahun 2022, tim KKN Tematik UPI, yakni kelompok 49, melakukan sosialisasi dan membuat poster yang berisi pentingnya ASI eksklusif untuk mencegah stunting. Poster ini masing-masing diserahkan kepada pihak Kelurahan Margahayu Utara (05/08/2022) dan Posyandu RW 07 Kelurahan Margahayu Utara (05/08/2022). 

Pemberian poster ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh tim KKN Tematik UPI untuk menanggulangi "Desa Tanpa Kelaparan" sesuai dengan salah satu misi yang diusung dalam program Sustainable Development Goals Desa (SDGs Desa).

Pekan Menyusui Sedunia atau atau World Breastfeeding Week diperingati setiap tanggal 1-7 Agustus. Pada tahun 2022, Pekan Menyusui Sedunia mengusung tema "Step up for Breastfeeding: Educate and Support" atau "Langkah Untuk Menyusui: Edukasi dan Dukungan", yang bertujuan untuk mendorong menciptakan perlindungan dan meningkatkan kesadaran tentang menyusui dan manfaatnya. 

Pekan Menyusui Sedunia merupakan gerakan menyusui secara global dan menyediakan dukungan untuk para ibu agar bisa menyusui di mana saja.  Salah satu bentuk dukungan bagi tujuan ini adalah adanya peraturan tentang hak ibu menyusui di Indonesia termasuk salah satunya adalah penyediaan ruang menyusui di tempat umum termasuk perkantoran. Gerakan ini menjadi momentum untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif.

ASI eksklusif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain (kecuali obat, vitamin dan mineral). UNICEF dan WHO merekomendasikan sebaiknya bayi hanya disusui air susu ibu (ASI) selama paling sedikit 6 bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berumur dua tahun. 

Hal ini mengingat bahwa ASI merupakan sumber nutrisi sempurna bagi bayi karena mengandung semua unsur gizi yang dibutuhkan bagi kesehatan bayi untuk mencapai kondisi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal.

Pengaturan pemberian ASI eksklusif bertujuan untuk: 

1) menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI eksklusif sejak dilahirkan sampai dengan berusia enam bulan dengan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya; 2) memberikan perlindungan kepada ibu dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya; 3) meningkatkan peran dan dukungan keluarga, masyarakat, pemerintah daerah, dan pemerintah terhadap ASI eksklusif.

Meskipun demikian, menurut hasil data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukan bahwa proporsi pola pemberian ASI pada bayi umur 0-6 bulan di Indonesia sebesar 37,3%, angka tersebut masih dibawah target Kemenkes RI melalui Kepmenkes RI No. 450/Menkes/SK/IV/Tahun 2004 tentang pemberian ASI ekslusif sebesar 80%. 

Salah satu Provinsi dengan prevalensi Pemberian ASI yang masih dibawah target Nasional yaitu Provinsi Jawa Barat yaitu baru mencapai 63,09% (Profil Kesehatan Jawa Barat, 2018).

Berdasarkan Sustainable Development Goals (SDGs) 2030, menyusui dapat menjadi salah satu langkah awal bagi seorang manusia yang baru lahir ke dunia untuk mendapatkan kehidupan yang sehat dan sejahtera. Tercapainya target pemerintah Indonesia tentang ASI eksklusif berarti ikut membantu dunia dalam mensukseskan tujuan dari SDGs. 

Tujuan yang paling erat kaitannya dengan ASI eksklusif adalah tujuan SDGs nomor dua yaitu tentang kelaparan. Menurut Bappenas dan UNICEF (2017) tujuan Pembangunan Berkelanjutan nomor dua ini untuk mencari solusi, sehingga kelaparan dan malnutrisi pada tahun 2030 dapat ditekan prevalensinya bahkan diharapkan sudah tidak ada lagi masalah gizi yang terjadi. Sayangnya, tidak semua orang mengetahui hal ini (Kemenkes RI, 2015).

Salah satu tidak tercapainya target ASI ekslusif ialah rendahnya pengetahuan ibu mengenai ASI ekslusif. 

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wowor Marine (2013) menyatakan bahwa adanya hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif, hal ini sejalan dengan penelitian Gita Aprilia (2012) bahwa adanya hubungan tingat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif, maka dari itu perlu adanya pemberian edukasi sebagai upaya meningkatkan pengetahuan ibu mengenai ASI eksklusif.

Dalam acara Webinar "Gizi Baik untuk Kesehatan yang Lebih Baik" yang diadakan melalui platform Zoom, Minggu (19/07/2022), tim KKN UPI yakni kelompok 49 mengkampanyekan pentingnya pemberian ASI Ekslusif. Sosialisasi pemberian ASI ekslusif ini penting dilakukan karena fase menyusui merupakan fase yang memegang peran penting dalam pencegahan stunting pada anak.

Webinar
Webinar "Gizi Baik untuk Kesehatan yang Lebih Baik" (Sumber: Dok. Pribadi)

Kondisi stunting merupakan kondisi dimana balita gagal tumbuh akibat kekurangan gizi sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Stunting saat ini menjadi perhatian khusus Pemerintah Indonesia, karena kondisi ini bukan hanya menganggu pertumbuhan fisik anak, tapi juga terkait dengan perkembangan otak anak. 

Kondisi stunting pada anak bisa terjadi pada saat masa kehamilan. Ciri-ciri stunting pada anak juga bisa dilihat pada masa ASI di usia 0-6 bulan. Meski hingga kini masih menjadi masalah yang serius, kondisi stunting pada anak sebenarnya bisa dicegah yaitu dengan cara memberikan ASI eksklusif kepada bayi.

Dengan demikian, kami berharap bahwa rangkaian kegiatan yang telah dilakukan selama periode KKN tematik UPI 2022 khususnya yang berkaitan dengan kampanye ASI eksklusif dalam rangka memperingati Pekan Menyusui Sedunia 2022 ini dapat menjadi upaya untuk mewujudkan tercapainya target pemerintah dalam menyukseskan program ASI eksklusif di Kota Bandung, dan guna menekan angka stunting pada anak khususnya di kelurahan Margahayu Utara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun